Sebenarnya film itu kan sudah lulus sensor. Sah-sah saja kalau ada yang memutar kembali."
Jakarta (ANTARA News) - Aktris senior Christine Hakim setuju dengan pembaruan film Penumpasan Pemberontakan G30S/PKI yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar lebih mudah dipahami generasi muda.

"Saya sangat menyambut baik ide Pak Jokowi untuk membuat reproduksi peristiwa sejarah, tentunya sejauh itu tetap berpegang kepada data-data yang bisa dipertanggungjawabkan," katanya di Jakarta, Jumat malam (22/9).

Pemeran utama perempuan dalam film "Badai Pasti Berlalu" itu optimistis jika film tersebut dibuat kembali dengan data-data sejarah yang lebih kuat dan meluas, masyarakat bisa mendapat manfaat yang sangat besar.

"Jadi, saya sangat mendukung sekali untuk G30S/PKI dibuat kembali, yang judulnya bisa apa saja, tetapi kejadian saat itu, memang bisa diungkap dari perspektif yang lain sejauh data-datanya bisa dipertanggungjawabkan," tegasnya.

Terkait aktivitas nonton bersama film Pengkhianatan G30S/PKI yang digelar berbagai tempat dalam beberapa waktu terakhir dan menuai pro dan kontra, Christine menilai tidak ada masalah dengan hal itu.

"Sebenarnya film itu kan sudah lulus sensor. Sah-sah saja kalau ada yang memutar kembali. Tetapi, akan menjadi berbeda kalau memang kemudian dipakai untuk kepentingan politik tertentu," tuturnya.

Dia menilai, apabila film itu memang memuat sejumlah penyimpangan sejarah, maka pemerintah punya hak untuk melakukan sensor kembali.

"Kan ada badan sensor. Itu pun harus melalui proses pembuktian bahwa itu memang ada penyimpangan sejarah. Apalagi, film setelah puluhan tahun mau ditayangkan kembali," demikian Christine Hakim.

Film Pengkhianatan G30S/PKI dibuat Produksi Film Negara (PFN) pada 1984 disutradarai Arifin C. Noer dan produser G. Dwipayana.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017