London (ANTARA News) - Para ulama Inggris yang tergabung dalam Indonesia-UK Islamic Advisory Group (IAG), kelompok tujuh ulama yang dibentuk bersama Pemerintah Indonesia dan Inggris, akan mengadakan kunjungan ke Indonesia selama empat hari dari 12 hingga 15 Juni mendatang. Pemuka agama Inggris yang akan ke Indonesia adalah Asim Siddiqui, Ketua City Circle, kaum muda Muslim profesonal Inggris, Shaykh Muhammad Bilal Abdallah, Dr Musharraf Hussain, dari Nothingham, Moulan Shahid Raza, Sabira Lakha dan Mishal Husain. Sementara Yusuf Islam tidak bisa ikut, ujar Atase Penerangan Informasi dan Budaya KBRI London, Pribadi Sutiono, kepada ANTRA di London, Rabu. Menurut Pribadi, para ulama Inggris itu akan mengadakan kunjungan ke pesantren dan juga ke Universitas Islam Negeri (UIN) dan menghadiri jamuan makan malam atas undangan Departemen Agama. Dikatakannya selama di Indonesia para ulama dari Inggris itu juga akan mengadakan pembicaraan dengan Majelis Ulama Indonesia dan Dewan Masjid serta berkunjung ke Mesjid Istiglal serta bertemu dengan pengurus organisasi Islam di Indonesia, seperti Muhamadiyah dan Nahdlatul Ulama. Pembentukan "Indonesia -United Kingdom Islamic Advisory Group" merupakan pelaksanaan hasil kunjungan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair ke Indonesia, pada Maret 2006. Pertemuan-pertemuan IAG berupaya untuk merumuskan rekomendasi kepada kedua pemerintah dengan maksud untuk mencapai tiga tujuan, yaitu mencegah ekstremisme keagamaan, mempromosikan Islam sebagai agama damai, welas asih dan toleran, serta untuk mempromosikan saling pengertian antara Islam dan Barat. Dalam pertemuan di London, Inggris, pada 31 Januari 2007, IAG telah menyerahkan rekomendasi awal atau preliminary recommendations kepada kedua menteri luar negeri kedua negara untuk dapat ditindaklanjuti secara konkret. Sementara itu, tujuh ulama Indonesia yang sudah berkunjung ke Inggris adalah KH Ahmad Hasyim Muzadi, Prof Din Syamsuddin, Prof Marwah Daud Ibrahim PhD, Prof dr Nasaruddin Umar, Abdul Mu`ti dan Yenny Zannuba Wahid yang dipimpin oleh Prof Azyumardi Azra dan mengadakan pertemuan dengan tujuh kelompok ulama Inggris. Pokok-pokok dari rekomendasi tersebut antara lain perlunya dilakukan pertukaran imam dan ilmuan keagamaan di atara kedua negara, penerjemahan bahan literatur Indonesia ke bahasa Inggris yang berhubungan dengan masalah keagamaan dan demokrasi, program twinning antar sekolah-sekolah agama, pertukaran pemuda, dan mempromosikan kegiatan antar agama di tingkat masyarakat biasa atau grassroot. Menurut rencana, IAG akan mengadakan pertemuan setiap enam bulan dengan bergantian tempat. Rekomendasi final akan diserahkan kepada kedua pemerintah pada saat delegasi IAG Inggris mengadakan kunjungan ke Indonesia. (*)

Copyright © ANTARA 2007