Jakarta (Antara) -- Pemerintah menegaskan siap untuk merubah paradigma terhadap energi baru dan terbarukan (EBT), dari yang sebelumnya dianggap sebagai energi alternatif, menjadi energi utama. Hal tersebut disampaikan Dirjen EBTKE Rida Mulyana di sesi diskusi interaktif di acara Pertambangan dan Energi Expo 2017 di Jakarta, Selasa (26/9).

"Indonesia memiliki sumber daya EBT yang lengkap; dari langit, bumi, hingga air. Jadi, tunggu apa lagi untuk segera menjadikan EBT yang utama," ujarnya.

Sebagai negara yang terletak di sepanjang garis katulistiwa, Indonesia diberkahi setidaknya enam sumber daya EBT yakni, energi air, surya, panas bumi, angin, bioenergi, dan arus laut.

Total potensi kapasitas EBT dari keenam sumber daya tersebut diproyeksikan mencapai 441,7 GW. Sedangkan, kapasitas yang baru terealisasi saat ini hanya sebesar 8,89 GW.

Potensi terbesar berasal dari energi surya yang mencapai 207,8 GWp. Sedangkan realisasi terbesar berasal dari energi air yang pemanfaatannya mencapai 1,19 persen atau 5,124 GW dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan 0,173 GW dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

Potensi yang besar itu tentunya harus dimanfaatkan secara maksimal. Pemerintah telah menargetkan bauran energi yang berasal dari sumber EBT sebesar 23 persen pada 2025 dengan total daya 92,2 Million Tonnes of Oil Equivalent (MTOE). Atas dasar tersebut, pemerintah konsisten untuk terus memaksimalkan pemanfaatan EBT yang ekonomis.

Rida mengatakan, kapasitas pembangkit listrik EBT saat ini terus ditambah sehingga dapat meningkatkan distribusi energi guna meningkatkan rasio elektrifikasi dan energi dapat dinikmati secara merata dan terjangkau.

Untuk mewujudkan target yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) tersebut, kata Rida, pihaknya telah menghadirkan berbagai nilai tambah seperti penyediaan insentif, dan pemangkasan perizinan untuk meningkatkan investasi EBT, layanan online EBTKE.

"Orientasi kami tentunya tak hanya menyediakan listrik murah untuk saudara-saudara kita yang sampai saat ini belum dapat menikmati listrik memamadai, tapi juga berinisiatif meningkatkan alur birokrasi dan insentif bagi investor ," pungkas Rida.

Pewarta: Primasatya
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017