Brussel (ANTARA News) - Uni Eropa berencana menerima sedikitnya 50.000 pengungsi secara langsung dari Afrika, Timur Tengah dan Turki untuk mencegah kedatangan imigran melalui penyeberangan jalur Mediterania yang berbahaya.

Usulan tersebut mencakup izin bagi pengungsi untuk memasuki negara-negara Uni Eropa selama dua tahun ke depan di bawah kemajuan relokasi blok tersebut, yang diperkenalkan saat krisis imigrasi yang melanda benua itu pada 2015.

"Kami perlu mencari alternatif nyata agar mereka tidak melakukan perjalanan yang berbahaya," kata Komisaris Imigrasi Uni Eropa Dimitris Avramopoulos dalam sebuah konferensi pers di Brussel.

Komisi Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "merekomendasikan skema relokasi baru Uni Eropa untuk menerima sedikitnya 50.000 dari orang-orang yang paling rentan membutuhkan perlindungan internasional ke Eropa selama dua tahun ke depan".

Uni Eropa sudah merelokasi 23.000 orang dari kamp pengungsi di sejumlah negara di luar kawasan itu di bawah skema tersebut, khususnya Turki dan Yordania, yang dibanjiri oleh orang-orang melarikan diri dari perang di Suriah.

Relokasi akan berlanjut dari daerah-daerah itu tetapi akan "lebih fokus" di Libya, Mesir, Niger, Sudan, Chad dan Ethiopia, ungkap komisi tersebut.

"Ini akan dapat lebih lanjut menstabilkan arus keimigrasian di sepanjang rute Mediterania Tengah," yang khususnya melibatkan orang-orang melakukan penyeberangan berbahaya dari Libya ke Italia, kata komisi itu, sebagaimana dilansir dari Kantor Berita AFP.

Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017