Baghdad (ANTARA News) - Pasukan Irak dan paramiliter Syiah merebut pangkalan udara dari kelompok ISIS pada Senin, kata militer, meraih pijakan strategis di wilayah utara ketika mereka merangsek menuju kota Hawija.

Irak melancarkan serangan pada 21 September untuk mengusir kelompok ISIS dari Hawija, yang terletak di barat kota Kirkuk dan merupakan satu dari dua wilayah negara itu yang masih berada di bawah kendali kelompok pemberontak tersebut.

Komandan tentara Irak mengatakan bahwa pangkalan udara Rashad, yang berada sekitar 30 kilometer di selatan Hawija, digunakan militan sebagai tempat pelatihan dan logistik.

Militan merebut kendali pangkalan udara tersebut setelah tentara Irak mengalami kekalahan dalam perlawanan terhadap kelompok ISIS pada 2014.

"Setelah pekerjaan rehabilitasi cepat, pangkalan udara akan memainkan peran kunci bagi pasukan Irak dengan memungkinkan helikopter mengangkut para tentara dan senjata dalam operasi mendatang guna menjaga keamanan di wilayah utara," kata Letnan Kolonel Salih Yaseen.

"Pangkalan udara akan membantu menghabisi kantung-kantung persembunyian teroris di daerah pegunungan dekat Kirkuk dan menghilangkan kemungkinan ancaman ke fasilitas energi dan ladang minyak," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Hawija, kota di sebelah utara Baghdad, dan daerah di sepanjang jalan perbatasan dengan Suriah, sebelah barat ibu kota Irak, merupakan wilayah terakhir di Irak yang masih berada dalam genggaman ISIS.

Kekhalifahan yang diproklamirkan ISIS secara efektif runtuh pada Juli, ketika pasukan Irak yang didukung Amerika Serikat berhasil merebut Mosul, ibu kota de facto kelompok tersebut di Irak, setelah pertempuran melelahkan selama sembilan bulan. (Uu.KR-AMQ)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017