Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan risiko geopolitik yang terjadi akibat ujicoba rudal Korea Utara bisa memengaruhi ekonomi Indonesia untuk tumbuh lebih optimal.

"Masalah keamanan di Korea Utara bisa memberikan kekhawatiran atas prospek ekonomi," kata Sri Mulyani saat menghadiri peluncuran Laporan Ekonomi Triwulan Bank Dunia terbaru di Jakarta, Selasa.

Sri Mulyani menjelaskan kekhawatiran atas potensi terjadinya perang di kawasan ini muncul karena selama ini Asia Timur dianggap menjadi salah satu wilayah yang menyumbang pertumbuhan ekonomi global.

Selain itu, kawasan Asia Timur merupakan wilayah dengan tingkat ekonomi tinggi yang didukung oleh membaiknya daya beli, kelas menengah yang tumbuh, dan kondisi keamanan yang relatif aman dan damai.

"Kalau terjadi konflik di semenanjung Korea, maka segalanya akan berbeda dan ekonomi akan menjadi lebih rapuh. Kawasan ini menjadi tidak berbeda dengan wilayah lain yang terkena masalah geopolitik," kata Sri Mulyani.

Dalam publikasi terbaru, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia masih tumbuh kuat pada kisaran 5,1 persen pada 2017 dan 5,3 persen pada 2018 didukung oleh lingkungan eksternal yang kondusif, faktor fundamental ekonomi yang kuat, serta kemajuan dalam reformasi struktural.

Meski demikian terdapat, berbagai risiko eksternal yang dapat mengganggu proyeksi yaitu ketidakpastian dari normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral AS (The Fed), perlemahan harga komoditas, kebijakan perdagangan yang proteksionis dari negara maju dan persoalan geopolitik.

Risiko lainnya yang bisa memberikan dampak negatif kepada perkiraan pertumbuhan ekonomi berasal dari sisi domestik yaitu pelaksanaan reformasi struktural yang tidak konsisten, tahun politik yang mulai berlangsung pada 2018 serta rendahnya realisasi investasi yang berdampak pada penyediaan lapangan kerja.


Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017