Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mengkaji implementasi sistem Industry 4.0 untuk berbagai industri di Indonesia, demikian disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara.

"Industri tidak akan bisa lebih efisien apabila dia tidak mengikuti perkembangan teknologi, karena kita sudah berada di era Industry 4.0. Kita dalam tahun ini sudah mulai melakukan training untuk Industry 4.0," kata Ngakan di Jakarta, Rabu.

Tahun depan, Ngakan menyampaikan, lembaganya akan melakukan pemetaan tentang industri mana yang bisa didorong lebih cepat untuk mengimplementasikannya dan mana yang tidak.

"Selain itu, yang perlu diantisipasi adalah plus minus dari penerapannya. Plusnya, kita bisa efisien dan berdaya saing. Minusnya, akan ada shifting tenaga kerja," ujar Ngakan.

Menurut Ngakan, pergeseran tenaga kerja bidang industri akan terjadi, dimana tenaga kerja yang semula terlibat dalam proses produksi, akan bergeser ke bagian lain, mengingat proses produksi akan lebih banyak dilakukan oleh mesin atau robot.

"Tetapi akan tercipta lebih banyak tenaga kerja di bagian inovasi dan branding. Kita harus menyiapkan generasi muda ke arah situ," tukas Ngakan.

Sehingga, lanjutnya, diharapkan justru tenaga kerja yang diserap akan semakin banyak.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pembangunan platform sistem Industry 4.0 di Indonesia membutuhkan sejumlah hal, salah satunya infrastruktur teknologi yang efisien dan efektif.

"Inti Industry 4.0 itu sebetulnya big data. Jadi data yang besar. Dengan big data itu, interaksi antara operator mesin dengan mesin, dan produk dengan customer itu menjadi satu," ujar Airlangga.

“Diperlukan internet bandwidth. Di Jakarta sudah tidak ada masalah. Kami bekerjasama dengan Kominfo untuk mengelola bandwidth," katanya.

Airlanggamenilai sejumlah sektor industri cocok menerapkan sistem Industry 4.0, antara lain elektronik dan otomotif. 

Selain otomotif, sektor makanan dan minuman serta industri kimia juga cocok menerapkan sistem ini. 

Airlangga mengatakan, melalui digitalisasi, industri makanan dan minuman menjadi lebih berkembang karena didukung kemudahan distribusi dan informasi produk.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017