Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan untuk meningkatkan orang yang membayar zakat (muzakki) salah satunya dengan mengembangkan jiwa wirausaha (enterpreneur).

"Solusinya adalah meningkatkan orang Islam yang mampu, tentu bagaimana kita selalu mendorong untuk menjadi pengusaha," kata Wapres saat membuka Rapat Koordinasi Zakat Nasional 2017 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Rabu.

Wapres mengatakan, dengan meningkatnya orang Islam yang mampu maka akan semakin bertambah pula muzakki. Karena itulah perlu didorong enterpreneurship di sekolah maupun kampus-kampus.

Wapres juga mengatakan, Nabi Muhammad SAW sebelum menjadi rasul juga adalah seorang pedagang. Maka penting saat ini untuk membangkitkan kembali jiwa wirausaha umat.

Selain itu, untuk mendorong penerimaan zakat, infaq dan sedekah, juga diperlukan keterbukaan dan kepercayaan.

"Sehingga apa yang dilaksanakan dan dikumpulkan Baznas diketahui oleh masyarakat, kalau perlu juga diminta pilihan kepada yang berzakat mau diberikan ke siapa supaya dia tahu zakatnya disalurkan kemana," tambah Wapres.

Di samping itu, menurut Wapres, Baznas juga harus memetakan program yang tepat sehingga lebih banyak orang yang merasakan dan cepat menyalurkan zakat kepada para mustahik (penerima zakat).

"Kalau saldo Baznas besar berarti tidak efektif karena tidak cepat disalurkan dan harus ada perencanaan," tuturnya.

Dia juga mengingatkan bahwa apapun yang dilakukan harusnya diniatkan untuk ibadah.

Ketua Baznas Bambang Sudibyo mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana caranya meningkatkan muzakki.

Dia mengatakan pengumpulan zakat, infaq dan sedekah pada 2016 mencapai Rp5,12 triliun atau tumbuh 39,5 persen dari Rp3,67 triliun.

"Potensi zakat pribadi Rp138 triliun kami targetkan tahun ini mencapai 10 persen dari potensi tersebut yaitu Rp13,8 triliun tapi tahun ini baru mencapai Rp8,12 triliun," kata Bambang.

(T.D016/C004)

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017