Rio De Janeiro (ANTARA News) - Polisi Brasil pada Kamis menangkap ketua komite Olimpiade tingkat nasional, yang dituding mengatur pembagian suap lebih dari dua juta dolar AS (sekitar Rp26,9 miliar) agar Komite Olimpiade Internasional (IOC) memilih Rio De Janeiro sebagai tuan rumah Olimpiade 2016.

Carlos Arthur Nuzman (75) ditahan bersama Leonardo Gryner, mantan direktur komite Olimpiade nasional, kata kepolisian.

Kedua pria itu menghadapi sejumlah tuduhan, termasuk korupsi dan pencucian uang.

Setelah polisi menggerebek kediaman Nuzman pada September, kepolisian mengeluarkan tuduhan bahwa Nuzman telah membayar uang suap dua juta dolar AS kepada putra Lamine Diack, mantan anggota IOC dari Senegal. Baik Diack maupun putranya membantah tuduhan tersebut.

Dalam jumpa pers mengenai penahanan Nuzman, jaksa federal Fabiana Schneider mengatakan penyelidikan mengungkap bukti bahwa Nuzman juga membayar uang tambahan 450.000 dolar hingga 500.000 dolar AS agar Rio memenangi status sebagai tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade tahun 2016.

Hakim federal yang mengeluarkan izin penangkapannya, Marcelo Bretas, mengatakan bukti baru menunjukkan peranan Nuzman dalam dugaan skema pembelian suara "lebih relevan" dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya.

Pengacara Nuzman, Nelio Machado, mengatakan tuduhan pembelian suara itu tidak berdasar.

Dalam perintah penahanan, Bretas mengatakan bahwa kekayaan Nuzman tumbuh 416 persen antara tahun 2006 hingga 2016 dan ia juga memiliki sejumlah aset di luar negeri, yang baru dilaporkan setelah penyelidikan soal pembelian suara dimulai.

Asetnya juga meliputi emas-emas batangan seberat 16 kilogram yang disimpan di Swiss, kata Bretas.

"Sementara para atlet Olimpiade memperjuangkan mimpi mereka untuk merebut medali emas, para manager menyimpan emas di Swiss," kata Schneider sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

IOC, yang sedang melakukan penyelidikan internal, mengatakan dalam suatu pernyataan bahwa organisasi akan membantu penyelidikan Brasil setelah kabar soal penahanan Nuzman beredar.

"Dengan melihat ada fakta-fakta baru, Komisi Etika IOC kemungkinan akan mempertimbangkan langkah-langkah sementara dan, pada saat yang sama, menghormati hak Bapak Nuzman untuk didengar," kata IOC tanpa merinci langkah yang dimaksud. (Uu.T008)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017