"Perlu diwaspadai kerawanan bencana yang bisa terjadi di Kota Bogor seperti pohon tumbang, banjir, longsor serta kebakaran," kata Ulung dalam apel kesiapsiagaan bencana di Mapolresta Kapten Muslihat, Bogor, Jumat.
Ulung menjelaskan empat titik rawan banjir berada di pinggiran dua sungai besar yang melintasi Kota Bogor yakni Ciliwung dan Cisadane. Kemudian 16 titik rawan longsor tersebar di wilayah Bogor Selatan, Bogor Timur, Bogor Tengah, dan Tanah Sareal.
Selain itu ada pula 20 titik rawan pohon tumbang saat hujan disertai angin kencang, khususnya di Jl Pajajaran, Jl A Yani, dan seputar sistem satu arah (SSA).
"Ini perlu diperhatikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor karena jalur tersebut sering dilalui oleh Bapak Presiden," kata Ulung.
Ulung menyebutkan bencana yang terjadi di Tanah Air merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu aktivitas kehidupan masyarakat, baik yang disebabkan oleh faktor alam, non alam maupun akibat ulah manusia.
Diperlukan langkah-langkah proaktif dari seluruh anggota kepolisian dan unsur terkait, guna membantu masyarakat yang terkena dampak bencana baik secara langsung maupun terkena imbas dari bencana tersebut, katanya.
"Ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 yang menyatakan Polri bertugas melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjujung tinggi hak asasi manusia," kata Ulung.
Maka dari itu, lanjut Ulung, peran Polri dalam rangka tanggap bencana dituntut untuk peka dan cepat terhadap segala bencana yang terjadi di masyarakat.
Namun hal itu tidak semata-mata menjadi kewajiban tunggal bagi instansi Polri sendiri, dituntut penanganan bersama dan koordinasi antar instansi terkait guna terwujudnya solidaritas penanganan yang saling melengkapi secara informasi, sarana prasarana maupun hal pendukung lainnya.
Polresta Bogor Kota menggelar apel siaga bencana yang diikuti anggota Polrestas, Brimob, Satpol PP dan BPBD Kota Bogor. Adapun tujuan penggelaran pasukan ini adalah untuk dapat menunjukkan pada masayrakat kesiapsiagaan polisi dalam hal penanggulangan bencana.
Ulung berpesan dalam melaksanakan tugas penanggulangan bencana tidak bisa terlaksana dengan baik apabila tidak adanya sinergi kebersamaan baik antara satuan tugas penanggulangan bencana alam instansi terkait maupun organisasi masyarakat.
Diperlukan korodinasi bersama agar dapat meminimalisasi kendala teknis serta pelayanan yang cepat dan tanggap terhadap myarakat.
"Peran kebersamaan sangat diperlukan baik di masa normal maupun siaga bencana alam," kata Ulung.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
