Oleh karena itu, sebaiknya holding ini ditunda dulu
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengingatkan rencana pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN harus ditujukan agar lebih efisien dan kompetitif.

"Pembentukan holding hanya bermanfaat jika terjadi peningkatan efisiensi biaya dan adanya sinergi akibat economic if scale," katanya di Jakarta, Jumat.

Sebaliknya, lanjutnya, jika tidak terjadi penurunan biaya dan peningkatan pendapatan, maka pembentukan holding BUMN menjadi gagal dan tidak bermanfaat.

Rizal menilai sampai saat ini pembentukan holding BUMN yang direncanakan pemerintah, masih bersifat coba-coba.

Ia mengkhawatirkan kalau dilakukan sekarang, maka pembentukan holding BUMN akan malah menambah rantai birokrasi, memperpanjang pengambilan keputusan, dan akhirnya juga menambah biaya.

Efeknya bisa merambat ke perekonomian nasional dan masyarakat umum.

"Oleh karena itu, sebaiknya holding ini ditunda dulu," ujarnya.

Menurut dia, holding BUMN adalah persoalan yang serius dan strategis, sehingga optimisme pemerintah bahwa holding selesai pada 2017, lebih baik ditunda dulu.

Rizal pun sepakat dengan wacana Presiden Joko Widodo menggabungkan BUMN-BUMN yang tidak efisien menjadi lebih efisien.

"Kalau itu dilakukan saya dukung keinginan Presiden itu. Namun, harus dilakukan dengan matang dan jangan tergesa-gesa," katanya.

Ia menambahkan berdasarkan pengalaman di Amerika dan Eropa, holding perusahaan memang memberikan manfaat efisiensi.

"Namun, kalau di Indonesia, hal tersebut tidak mudah dilakukan," katanya.

Ia mencontohkan holding BUMN pupuk yang malah menambah rantai birokrasi.

Pemerintah berencana merealisasikan pembentukan sejumlah holding BUMN pada akhir 2017.

Landasan hukum dari pembentukan holding pun telah diterbitkan yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 72 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada BUMN dan Perseroan Terbatas.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017