Berlin (ANTARA News) - Hampir 100 kelompok pemerhati lingkungan dan kemiskinan bersama-sama merilis sebuah surat yang pada hari Selasa (10/10) mengecam sebuah proposal PBB yang mendukung penggunaan biofuel (bahan bakar hayati) skala besar di bidang penerbangan komersial.

Penggunaan biofuel yang ekstensif akan sangat meningkatkan produksi minyak sawit, yang menurut para kritikus mendorong penggundulan hutan, emisi CO2 yang lebih tinggi dan konflik dengan masyarakat adat yang terpaksa harus kehilangan tanah mereka.

Rencana "visi" Organisasi Penerbangan Sipil Internasional PBB (ICAO) menyerukan agar 128 juta ton biofuel digunakan oleh mesin jet setiap tahun pada 2040, meningkat menjadi 285 juta ton - setengah dari semua bahan bakar penerbangan - pada 2050.

Sebagai perbandingan, sekitar 82 juta ton biofuel per tahun saat ini digunakan berbagai macam transportasi di seluruh dunia.

Penambahan perkebunan kelapa sawit yang cepat juga dapat menyebabkan kenaikan harga untuk makanan pokok karena persaingan perebutan lahan subur, ungkap penelitian terbaru

"Oleh karena itu, kami meminta Negara-negara Anggota ICAO untuk menentang promosi biofuel untuk penerbangan," kata LSM tesebut dalam surat tersebut.

Proposal ICAO akan dibahas dalam Konferensi Penerbangan dan Bahan Bakar Alternatif yang berlangsung selama tiga hari di Mexico City, mulai tanggal 11 Oktober, demikian AFP.

Penerjemah: Monalisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017