Pemugaran Candi Borobudur pada 1973-1983 merupakan bagian penting, karena untuk pertama kalinya metode pemugaran dengan melibatkan komunitas dunia dilakukan
Jakarta (ANTARA News) - Arsip pemugaran Candi Borobudur pada 1973-1983 dipamerkan di Museum Nasional dari 10-15 Oktober 2017 untuk mendukung arsip tersebut diakui sebagai Memory of the World.

"Pemugaran Candi Borobudur pada 1973-1983 merupakan bagian penting, karena untuk pertama kalinya metode pemugaran dengan melibatkan komunitas dunia dilakukan," kata Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo saat ditemui di Museum Nasional, Selasa.

Selain itu Indonesia memiliki dokumentasi yang lengkap pada waktu pemugaran Candi Borobudur 1973-1983, seperti foto, film, gambar berskala hingga daftar absensi pekerja yang terlibat dalam pemugaran itu.

Setidaknya ada sekitar 70 ribu foto pemugran Candi Borobudur, 13 ribu foto slide dan beberapa rol film.

Alasan tersebut jugalah maka arsip pemugaran Candi Borobudur 1973-1983 beserta empat arsip lainnya diajukan ke UNESCO sebagai Memory of the World pada 2016.

Sidang penentapan status Memory of the World akan dilakukan di Prancis pada akhir Oktober atau awal November 2017.

"Untuk mengajukan arsip tersebut sebagai Memory of the World tidak bisa tunggal, arsip tersebut haruslah memiliki dokumen pendukung yang otentik. Selain itu arsip tersebut harus memiliki nilai ingatan dunia," kata dia.

Arsip restorasi Candi Borobudur saat ini masih perlu dijaga keutuhannya dengan upaya konservasi, preservasi dan digitalisasi.

Selain dijaga keutuhannya, keberadaan arsip yang mengandung nilai sejarah perlu diinformasikan kepada masyarakat sehingga pengetahuan masyarakat akan bertambah.

Sebelumnya beberapa arsip Indonesia telah berstastus sebagai Memory of The World antara lain arsip Babad Diponegoro, sastra Bugis La Galigo, arsip Konferensi Asia Afrika serta arsip VOC.

Pameran ini merupakan hasil kerja sama beberapa pihak yaitu Museum Nasional Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Arsip Nasional Republik Indonesia dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017