Karangasem, Bali (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan tiga unit drone untuk memantau kondisi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, dari udara.

Kepala BNPB Willem Rampangilei di Karangasem, Bali, Rabu, mengungkapkan ketiga drone itu adalah tawon, Koak 3.0 dan multiroter.

Multiroter dapat dioperasikan pada ketinggian 500 meter, sedangkan Tawon dan Koak 3.0 pada ketinggian 4.000 meter selama tiga jam.

Drone digunakan untuk survei dokumentasi video dan foto di kawah dan sekitar Gunung Agung.

Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BNPB dan perusahaan drone telah mensurvei sejumlah lokasi untuk menentukan titik terbang pesawat mini tidak berawak itu.

Untuk survei awal, tim menggunakan drone mavic di tiga lokasi di Pura Pasar Agung Selat, Rumah Pohon Tulamben dan Kecamatan Kubu.

Pantauan visual dari pos pengamatan di Desa Rendang berjarak sekitar 12 kilometer dari Gunung Agung, menunjukkan gunung api itu masih tertutup kabut tebal.

PVMBG menyebutkan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dengan ketinggian sekitar 50 meter di atas kawah puncak.

Dari kegempaan, vulkanik dangkal mencapai 40 kali, vulkanik dalam 117 kali, tektonik lokal delapan kali dan satu kali gempa terasa pada periode pengamatan mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WITA.

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017