Islamabad, Pakistan (ANTARA News) - Sebanyak 15 juta orang menderita bermacam gangguan mental di Pakistan, kata beberapa ahli dalam satu seminar yang diselenggarakan pada Selasa (10/10), saat negeri itu memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia.

Badaruddin Junejo, Kepala Ilmu Penyakit Jiwa di Mohtarma Benazir Bhutto Medical University, mengatakan jumlah pasien semacam itu terus bertambah di negeri tersebut.

Faktor seperti kerugian ekonomi, ketidak-amanan, ketidak-pastian politik, pengangguran, kondisi kerja yang penuh tekanan, diskriminasi gender dan gangguan susunan sosial adalah penyebab utama penyakit mental di negeri itu, kata para ahli.

Berkaitan dengan Hari Kesehatan Mental Dunia, satu seminar terpisah diselenggarakan di Benazir Bhutto Hospital di Rawalpindi, demikian laporan Xinhua, Rabu siang. Dalam kegiatan tersebut, depresi dikatakan mengisi enam persen dari semua penyakit mental di negeri itu.

Terpisah dari itu, Punjab Institute of Mental Health menyelenggarakan kegiatan jogging untuk meningkatkan kesadaran di Ibu Kota Provinsi Punjab, Lahore, untuk memperingati hari tersebut.

Sementara negeri itu memperingati Hari Kesehatan Mental, kepanikan yang disebabkan oleh seorang penyerang tak dikenal dengan menggunakan pisau, yang telah dinyatakan menderita gangguan jiwa oleh polisi, di Kota Karachi di Pakistan Selatan masih tersebar luas di kota tersebut.

Hanya perempuan menjadi sasaran dan 11 perempuan telah cedera selama dua pekan belakangan oleh penyerang yang menderita sakit mental itu, yang masih berkeliaran setelah menyebar gelombang panik.

Dalam percakapan dengan Xinhua, Inspektur Senior Polisi di Karachi Shehla Qureshi mengatakan penyerang tersebut mengincar perempuan secara khusus.

Perempuan di Daerah Gulistan-e-Johar, tempat penyerang misterius bisanya menemukan sasarannya, tak mau keluar rumah mereka sendirian saja karena mereka takut terhadap penyerang yang sakit jiwa itu.

Sameeha Aleem, seorang konsultan ilmu jiwa, mengatakan kepada media lokal bahwa penyerang berpisau tersebut mungkin mendapat perintah halusinasi untuk menyerang perempuan, dan ia mungkin telah menyaksikan kekerasan serta pelecehan di tangan perempuan. Akibatnya ialah ia sekarang melakukan pembalasan dengan menyerang perempuan secara membabi-buta.

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017