Samarinda (ANTARA News) - Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur, menggelar rembuk nasional bidang lingkungan hidup dan kehutanan guna mengidentifikasi hal krusial yang menghambat kinerja pemerintah, sehingga hasilnya bisa jadi solusi dalam kebijakan nasional.

"Rembuk ini bertemakan Memperjuangkan Masa Depan Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Lebih Baik," ujar Ketua Bidang 8 Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rembuk Nasional Dr Haryadi Himawan di Samarinda, Rabu.

Hasil rembuk ini akan dikompilasi dan disampaikan pada Rembuk Nasional pada akhir Oktober 2017, yakni akan menjadi masukan dan pengungkit dalam kinerja pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Rembuk yang diselenggarakan di Fakultas Kehutanan Unmul ini merupakan bagian dari 18 rembuk daerah yang diselenggarakan di berbagai perguruan di tanah air, dengan tema yang berbeda-beda.

Sementara Dr Rudianto Amirta, Dekan Fakultas Kehutanan Unmul, penempatan penyelenggaraan kegiatan ini merupakan kepercayaan pemerintah kepada Unmul untuk memberikan masukan konstruktif terhadap carut-marutnya persoalan lingkungan dan kehutanan di Indonesia.

Rudi optimistis bahwa dengan berbasis ilmu pengetahuan dari civitas akademika di Unmul, peserta rembuk akan mampu mengidentifikasi secara teliti dan cermat akar persoalan lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia.

Dalam rembuk ini, lanjutnya, terdapat sekitar 12 orang narasumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, dan mitra pembangunan di Kaltim yang mengkontribusikan pengetahuan dan pengalamannya dalam bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

Rembuk Nasional Bidang 8 ini diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, perguruan tinggi, organisasi nonpemerintah, akademisi, mahasiswa, serta perwakilan masyarakat.

Giat ini sekaligus mendiskusikan aspirasi dan gagasan dengan empat topik utama, yaitu konflik kehutanan, kerusakan lingkungan dan masyarakat tempatan/adat.

Kemudian diskusi terkait aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam pemenuhan kontribusi nasional dalam penurunan emisi gas rumah kaca (nationally determined contributions), bisnis masa depan kehutanan, dan penguatan kesatuan pengelolaan hutan.

Sementara dalam pembukaan rembuk ini, Prof Dr Masjaya, Rektor Universitas Mulawarman, mengharapkan munculnya gagasan baru yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk melampaui hambatan dan meningkatkan kinerja pemerintahan hingga dua tahun mendatang, utamanya pada bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

"Dalam dua tahun terakhir, capaian kinerja bidang lingkungan hidup dan kehutanan sudah banyak, namun tidak menutup mata bahwa pembangunan yang dilakukan pada kenyataannya masih memperluas kerusakan sumber daya alam dan menurunkan kualitas lingkungan hidup," tutur Masjaya.

Pewarta: M Ghofar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017