Jakarta (ANTARA News) - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mencari contoh pengelolaan koperasi yang sukses sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Menaker melakukan kunjungan ke Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel) di Jakarta Selatan, Kamis, untuk mempelajari koperasi yang dinobatkan sebagai Koperasi Karyawan Terbesar di Indonesia versi Majalah Peluang tahun 2015 itu.

"Tujuan saya ke sini adalah untuk mencari role model koperasi karyawan atau koperasi serikat pekerja/serikat buruh. Nanti kita juga akan melihat koperasi karyawan yang tidak bagus sebagai pembanding," kata Menaker.

Pemerintah disebutnya terus mendorong pendirian koperasi-koperasi yang berada di perusahaan agar dapat berkembang dengan baik dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.

"Kami terus melakukan pembinaan kepada serikat pekerja/serikat buruh mengenai pendirian dan pengelolaan koperasi. Kita juga minta perusahaan-perusahaan turut membantu pendirian koperasi pekerja dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan koperasi," ujarnya.

Koperasi dinilai sebagai salah satu badan usaha yang bagus karena merupakan entitas bisnis yang berpihak kepada rakyat.

Hanif berharap koperasi dapat dikelola secara profesional dan inovatif sehingga bisa bersaing.

Dari hasil pertemuan dengan pengurus Kisel, Menaker menjelaskan bahwa koperasi tersebut merupakan salah satu contoh koperasi karyawan yang bagus dengan aset di atas Rp1 triliun dan keuntungan sekitar Rp6,2 triliun pertahun.

Menaker mengatakan agar sebuah koperasi karyawan dapat berkembang maka perlu dilakukan pengatutan dalam manajemen keanggotaan dan pengurus koperasi, manajemen pengembangan usaha, manajemen keuangan dan pemodalan serta manajemen pemasaran.

Keberadaan koperasi pekerja disebutnya sangat menguntungkan dan bermanfaat bagi pekerja terutama untuk keadaan mendesak seperti kegiatan simpan pinjam untuk keperluan biaya masuk sekolah atau keluarga sakit.

"Bahkan jika modal sudah cukup kuat, koperasi bisa memberikan bantuan bagi pekerja di perusahaan untuk berdagang atau berwirausaha," ujarnya.

Pewarta: Arie Novarina
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017