Jakarta (ANTARA News) - Kobe Steel, pemasok utama untuk produsen mobil dan industri berat lainnya, mengakui telah mengirimkan produk dengan sertifikat inspeksi yang dipalsukan setidaknya selama setahun terakhir.

Sertifikat bertujan untuk mengkonfirmasi produk memenuhi spesifikasi yang disetujui Kobe Steel dan pelanggan.

Saat ini, Kobe mengatakan sekitar 19.300 ton alumunium gulung dan ekstrusi, 200 ton produk tembaga, dan 19.400 unit alumunium tuang dan tempa, dikirim dengan sertifikat palsu.

Barang-barang tersebut berpotensi digunakan pada komponen bantalan beban atau komponen struktural, komposisi dan kekuatan yang tidak pasti menimbulkan sejumlah pertanyaan keamanan.

Perusahaan itu mulai berbicara kepada pelanggan yang terkena dampak secara individual, meskipun belum menyebutkan nama secara terbuka. Kobe bekerjasama dengan klien ini untuk melakukan "verifikasi teknis ... mengenai dampak produk yang tidak sesuai terhadap kualitas (termasuk keamanan) dari produk akhir".

Kobe mengklaim: "Verifikasi dan inspeksi sampai saat ini belum melihat masalah spesifik yang meragukan keamanan produk yang tidak sesuai.

"Jika terjadi keraguan atas keamanan produk yang tidak sesuai, perusahaan akan segera mengambil tindakan yang tepat."

Menurut The New York Times, Honda, Mazda, Mitsubishi, Nissan, Subaru, Suzuki dan Toyota, serta produsen pesawat terbang Boeing dan Mitsubishi Heavy Industries mengatakan sedang menyelidiki apakah telah menggunakan produk yang terkena dampak pemalsuan itu.

Kobe mengatakan sertifikat yang dipalsukan "terungkap setelah pemeriksaan dan audit kualitas darurat mengenai status kepatuhan kontrak yang dilakukan untuk produk sepanjang tahun lalu".

Investigasi internal sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana dan mengapa sertifikat dipalsukan, dan juga menemukan contoh lain dari sertifikat yang dipalsukan. Sebuah firma hukum eksternal telah terlibat membantu Kobe Steel dalam penyelidikan itu.

"Perusahaan sangat menyesalkan kejadian ini dan dengan tulus meminta maaf atas kekhawatiran dan masalah yang sangat besar sehingga insiden ini berdampak terhadap pelanggan dan pihak terkait lainnya. Perusahaan akan melaporkannya lagi setelah penyelidikan lebih lanjut dibuat," kata Kobe Steel.

Pemalsuan sertifikat tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian skandal yang melanda industri otomotif Jepang, menyusul dari kantung udara Takata yang mematikan, Mitsubishi yang menghitung secara tidak tepat angka ekonomi bahan bakar dan penggunaan inspektur non-sertifikasi oleh Nissan, demikian Car Advice.
Penerjemah: Try Reza Essra
Copyright © ANTARA 2017