Palembang, 9 Oktober 1952 (Antara) - Di Tandjung Sangkar pulau Lepar Taboali Bangka,  Tjamat bin Dul dari lelaki berobah mendjadi wanita, demikian pihak resmi menerangkan pada korresponden "Abadi".

Djalannya perobahan kelamin Tjamat  dengan berangsur2, dalam djangka waktu setahun, barulah kelamin lama hilang benar dan barunya muntjul seluruhnya.

Selama Tjamat masih lelaki telah beristri dan sesudah mendjadi wanita tanggal 4 Mei 1952 sudah bersuami dengan Sebi Bin Itam.

Sekarang timbul persoalan baru dan telah sampai pada jang berwadjib, untuk minta penegasan jang njata mengenai Tjamat Bin Dul tersebut, dipandang dari segi hukum agama Islam, baik mengenai nikah, waris dan sebagainja.

Tjamat Bin Dul dilahirkan di Tandjung Sangkar Pulau Lepar Taboali (Bangka) pada tahun 1926.

Oleh pamilinja Tjamat Bin Dul disuru beladjar Qur'an pada kiai Penghulu Tajib hingga tammat.
   
Lumrahnya bagi Penghulu Tajib bila muridnja tammad Qur'an diadakan keramaian, dan Tjamat waktu itu disunatkan.

Oleh keluarga Tjamat Bin Dul memandang ia sudah dewasa, maka ia  dinikahkan dengan wanita Halimah, jang diramaikan dengan meriah.

Pernikahan ini tak berbahagia, karena Tjamat Bin Dul walaupun ada kelamin  lelaki, tapi tak ada sifat kelaki2annja , hingga pergaulannja sebagai biasa sadja.

Hal ini membuat Tjamat Bin Dul merasa malu kepada isterinja.

Tjukup seminggu dalam keadaan jang demikian Tjamat Bin Dul berangkat kepulau Pongok dan bertempat tinggal ditempat itu. Genap 4 bulan perasaan malunja kian mendalam, akhirnja dia mentjerai isterinja Halimah.
   
Tiga tahun kemudian, pada suatu malam Tjamat Bin Dul bermimpi dikundjungi seorang tua bergodek jang berkata pada: "maukah engkau dengan benda ini"?, jang didjawabnja dengan tjepat "Mau"   dan terus terbangun dari tidurnja.

Tapi timbul keanehan pada dirinja, terasa ada perobahan pada alat kelaminnja, dari lelaki bertambah pula ada kelamin perempuan, jang masing2 adanja hanja sebahagian besar sadja.

Menghilangnja kelamin lelaki dan timbulnya kelamin perempuan, setjara sedikit demi sedikit, berangsur2 jang memakan djangka waktu 1 tahun. Pun tingkah laku serta tjara hidupnja bertukar seperti wanita.

Atas pertanjaan, sewaktu Tjamat datang hed (bulan) ia minta saksikan pada A.Salam, penghulu Pongok, maka oleh isteri penghulu beserta 2 perempuan memeriksa badan Tjamat, jang  benar ia seorang wanita.

Sekarang perasaan kewanitaannja ada, dan iapun ingin kawin dengan seorang lelaki, Sebi  Bin Itam, dari Pulau Pongok dan kembali ke tempat kelahirannja di Tandjung Sangkar dan menghadap penghulu A.Manan.

Kedjadian ini mengedjutkan penghulu A.Manan, Tjamat dan Sebi dibawa ke penghulu tua M.Tajib jang dulunja adalah guru dari Tjamat.
   
Sudah pemeriksaan dilakukan semestinja, maka benar Tjamat telah mendjadi wanita, tidak lelaki lagi sebagaimana tempo hari.
   
Akhirnja Tjamat dan Sebi dinikahkan, dengan demikian pihak resmi menerangkan, tetapi dalam hal ini pemeriksaan lebih landjut akan diadakan kepihak jang bersangkutan sendiri.

Demikian korresponden "Abadi"

Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
(kurasi : Mgg/Fadhilah Hussen)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017