Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan President Fujitrans Corporation Tatsuo Keii beserta jajaran direksinya di Tokyo dan membahas pengembangan kawasan industri maritim (KIM), industri galangan kapal, serta efisiensi sistem logistik.

 

"Saat ini, Pemerintah Indonesia tengah mendorong percepatan pembangunan kawasan industri maritim (KIM) terintegrasi, yaitu Repindo International Maritime Industrial Park di Tanggamus, Teluk Semangka, Lampung," ujar Airlangga  lewat keterangannya diterima di Jakarta, Selasa.




Pada pertemuan tersebut, Airlangga didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto dan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan.




Selain itu, Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Imam Haryono, Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono, serta Atase Perindustrian di Tokyo Andi Rizaldi.

 

Menurut Airlangga, pembangunan KIM berperan penting untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Oleh karenanya, Kemenperin berharap agar Fujitrans Corporation, sebagai salah satu investor di KIM Tenggamus agar dapat segera merealisasikan penanaman modalnya.

 

"Mereka ingin membangun industri galangan kapal, kawasan recycle kapal, industri terkait kapal lainnya, serta perusahaan logistik di KIM Tanggamus," sebutnya. 




Kawasan dengan luas lahan sekitar 3.500 hektare ini digadang akan menjadi tempat produksi kapal terbesar di Asia Tenggara.

 

Airlangga juga menyampaikan, Fujitrans sempat memberikan masukan mengenai sistem logistik yang lebih efisien dengan penggunaan kapal RORO vessel, di mana moda transportasi laut ini dapat dimanfaatkan pelaku industri di Indonesia guna mendistribusikan produknya tanpa banyak memakan waktu. 




Pasalnya, di dalam kapal tersebut tidak hanya mengangkut kontainer muatan barang, tetapi juga sekaligus truk kontainernya.

 

"Kalau sistem konvensional kan pakai kontainer dari pabrik ke pelabuhan, dan itu harus dua hari menunggu untuk bongkar muatnya," tukas Airlangga.




Dengan sistem ini, lanjutnya, truk kontainer dimasukkan ke kapal, sehingga point to point, tidak perlu lagi loading dan unloading. Di Indonesia sekarang sudah mulai, pelabuhannya tidak perlu pakai crane.

 

Sebelumnya, Airlangga menyatakan, pihaknya juga mendorong percepatan pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. 




Proyek strategis ini diyakini mampu menurunkan biaya dan mempermudah akses logistik bagi manufaktur-manufaktur khususnya yang berlokasi di kawasan industri Jawa Barat.

 

"Kami memberikan apresiasi terhadap kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam pembanguan Pelabuhan Patimban ini. Industri akan berkembang kalau segera diselesaikan. Apalagi akan dibangun port khusus industri otomotif," tuturnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017