Jakarta (ANTARA News) - PT OCBC NISP Tbk meyakini penyaluran kredit akan membaik di triwulan IV 2017 sehingga mampu mencapai pertumbuhan dua digit di akhir 2017 atau sebesar 10-15 persen (yoy), meskipun hingga triwulan III 2017 permintaan kredit baru belum sesuai rencana awal.

"Sampai dengan akhir 2017, kredit OCBC diproyeksikan tumbuh sekitar 10-15 persen," kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja saat dihubungi di Jakarta, Selasa,

Sepanjang triwulan III 2017, bank yang mayoritas sahamnya dimiliki induk usaha di Singapura itu diklaim masih mempertahankan pertumbuhan kredit dua digit atau di atas 10 persen.

Penyebabnya, kata Parwati, meningkatnya kredit untuk sektor industri dan perdagangan. Di triwulan II 2017, kredit OCBC tumbuh 17 persen menjadi sebesar Rp100,6 triliun.

"Kredit di triwulan III 2017 masih dua digit karena kredit di perindustrian dan perdagangan," ujar dia.

Meski masih bisa menyentuh dua digit, Parwati mengakui penyaluran kredit tahun ini kemungkinan tidak sesuai ekspektasi awal pada 2017.

Sebagai gambaran, dalam survei perbankan triwulan III oleh Bank Indonesia (BI), permintaan kredit disebut berpotensi menanjak karena penurunan suku bunga kredit yang akan mendorong permintaan pada tiga bulan terakhir tahun ini.

Survei tersebut melibatkan 41 responden bank umum yang berkantor pusat di Jakarta, dengan pangsa kredit 80 persen dari total nilai kredit bank umum secara nasional.

Pertumbuhan kredit industri perbankan, menurut survei itu, sampai akhir tahun ini diperkirakan sebesar 10,6 persen. Proyeksi itu masih selaras dengan target kredit BI tahun ini yang sudah direvisi menjadi 8 persen sampai 10 persen dari sebelumnya 10 persen sampai 12 persen.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017