Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla beserta rombongan tiba di Internasional Ataturk, Istanbul, Turki, Kamis pagi, sekitar pukul 07.30 waktu setempat, untuk menghadiri KTT D-8 ke-9 di negara tersebut.

Wapres tiba setelah 13 jam lebih melakukan penerbangan dari Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Rabu malam, sekitar 20.15 WIB, yang dilepas oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam penerbangan tersebut, Wapres transit terlebih dahulu di Abu Dhabi Emirat Arab setelah Pesawat Kepresidenan BBJ 2/A- 001 yang membawanya mengudara 8 jam 30 menit untuk pengisian bahan bakar selama 2 Jam.

Diagendakan, Wapres menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Developing 8 (KTT D8) ke-9 yang di gelar di Istanbul pada Jumat (20/10).

Seperti disampaikan Juru Bicara Wakil Presiden Husain Abdullah, Wapres JK akan mengikuti rangkaian kegiatan KTT D8 ke-9 diantaranya foto bersama, penyampaian pidato penyerahan Keketuaan D8 dari Perdana Menteri Pakistan kepada Presiden Turki, penyampaian pidato selamat datang oleh Presiden Turki kemudian laporan Sekjen D8, dan pernyataan oleh Kepala Negara / Pemerintahan, Deklarasi Istanbul 2017 serta Jamuan santap siang oleh Presiden Republik Turki di Istana Dolmabahe / Balai Muayede dan lain-lain di hari ketiga kunjungannya, Jumat (20/10).

KTT D-8 ke-9 di Istanbul Turki akan mengeluarkan Deklarasi Istanbul (Bosphorus), Rencana Aksi Istanbul dan penandatanganan MoU antara D-8 dengan Islamic Development Bank (IDB). Istanbul, Turki, menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya setelah pada Juni 1997 saat KTT pertama di mana D-8 dideklarasikan.

Wapres usai menghadiri KTT D-8, menyempatkan diri untuk melaksanakan ibadah umroh di Saudi Arabia sebelum kembali ke Jakarta pada Senin, 23/10 pagi.

D-8 didirikan melalui Deklarasi Istanbul yang dihasilkan oleh KTT pertama D-8 pada tanggal 15 Juni 1997 di Istanbul, Turki yang beranggotakan delapan negara berkembang diantanya Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki.

Awalnya, pembentukan D-8 dimaksudkan untuk menghimpun kekuatan Negara-negara Islam anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). D-8 kemudian bertransformasi menjadi kelompok yang tidak bersifat eksklusif keagamaan dan ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat anggotanya melalui pembangunan ekonomi dan sosial.

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017