Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan saat ini cuaca di Provinsi Riau cenderung panas dengan curah hujan minim akibat dampak badai tropis Lan di Samudera Pasifik tepatnya Timur Filipina.

"Secara lokal dampaknya membuat pembentukan awan menjadi terhambat karena massa udara tertarik ke sana (pusat badai)," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.

Ia menjelaskan badai tropis Lan tersebut diperkirakan akan berdampak terhadap cuaca di Provinsi Riau selama sepekan mendatang. Namun, dampaknya diperkirakan tidak akan seburuk badai Khanun yang terjadi di Laut China Selatan.

Badai Khanun, kata dia, baru saja punah sekitar dua hari lalu setelah sebelumnya terjadi selama lebih dari sepekan. Menurut dia, Badai Khanun telah berdampak terhadap cuaca di Riau yang cenderung panas dan tidak terjadi hujan selama 10 hari terakhir.

Padahal, saat ini Provinsi Riau dikategorikan memasuki musim hujan yang diperkirakan akan terjadi hingga awal tahun mendatang.

"Badai tropis Khanus telah punah dua hari lalu. Badai yang terjadi di Laut China Selatan mengakibatkan tekanan udara rendah di sana. Angin udara kita tertarik ke sana, makanya seminggu lalu angin kencang dan susah pembentukan awan hujan," urainya.

"Setelah Khanun punah, ternyata ada lagi badai tropis Lan. Meski dampaknya diperkirakan tidak separah Khanun," lanjutnya.

Lebih jauh, ia mengatakan melonjaknya titik-titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan di Riau, yang terpantau sejak Rabu (18/10) kemarin tidak lepas dari cuaca panas.

BMKG Pekanbaru menyatakan terdapat sebanyak 25 titik panas di Riau sejak Rabu hingga Kamis hari ini.

Ia merincikan 25 titik panas dengan tingkat kepercayaan diatas 50 persen masing-masing terpantau di Kota Dumai lima titik, Kabupaten Rokan Hilir empat titik.

Selanjutnya titik panas terpantau di Bengkalis, Siak dan Indragiri Hulu masing-masing tiga titik. Kemudian di Rokan Hulu, Pelalawan, dan Kuantan Singingi masing-masing dua titik panas serta di Kampar satu titik panas.

"Dari 25 titik panas, 11 titik diantaranya dipastikan sebagai titik api dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen," urai Slamet.

Titik api merupakan indikasi adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen, atau indikasi kuat adanya kebakaran.

Pewarta: Bayu & Anggi Romadhoni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017