Jakarta (ANTARA News) - Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengatakan Islam merupakan agama yang percaya pada demokrasi sebagai sarana untuk menciptakan keadilan.

"Agama Islam percaya pada demokrasi sebagai sarana membuat dunia jadi lebih baik untuk menciptakan keadilan," kata Yenny di Jakarta, Kamis.

Yenny mengatakan di dalam demokrasi berupaya mendengarkan suara kalangan apapun, termasuk dari minoritas. Adanya persoalan dalam demokrasi terjadi di banyak negara atau tidak hanya di Indonesia.

Kendati begitu, kata dia, demokrasi menjadi salah satu instrumen jika diterapkan dengan baik dapat menjadi penengah yang baik terutama terkait dengan toleransi antarumat beragama, suku dan ras.

Putri dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid itu mengatakan orang Barat terkadang memandang Islam dan demokrasi tidak dapat bersanding. Menurut dia, hal itu bertentangan dengan apa yang terjadi di beberapa negara dengan mayoritas Muslim tapi menerapkan sistem demokrasi, seperti Indonesia.

Dia mengatakan orang Barat wajar berpikiran seperti demikian karena terjadinya sejumlah aksi radikal dan teror yang dilakukan beberapa oknum mengatasnamakan Islam. Dengan tindakan-tindakan radikal itu justru mencoreng kemuliaan Islam. Dengan begitu, orang Barat kerap memandang orang Islam tidak mengutamakan demokrasi dalam mengutarakan pendapatnya, melainkan melalui tindakan-tindakan radikal.

Dengan kata lain, kata dia, orang Islam dianggap memaksakan kehendaknya lewat tindakan radikal tanpa menggunakan jalur yang demokratis.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muti mengatakan Islam dan demokrasi mampu bersanding dengan baik di Indonesia. Demokrasi didukung oleh Muslim di Indonesia.

Menurut dia, lewat demokrasi sistem pemerintahan menjadi transparan karena ada prinsip "check and balance" di dalamnya. Demokrasi memberikan hak yang sama dalam bernegara dan hal ini selaras nilai persamaan menurut Islam.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017