Kuala Lumpur (ANTARA News) - Kepulangan warga Malaysia, Nurul Farhana Ahmad (25), yang melarikan diri ke Medan, Sumatra Utara, bersama seorang Tenaga Kerja Indonesia asal Medan disambut haru keluarganya di Kuala Lumpur International Airport 2, Jumat.

Ibunya, Normah Yusof (51), langsung memeluk Nurul dan mencium cucunya yang digendong Nurul begitu mereka bertemu di pintu 2 kedatangan Kuala Lumpur International Airport (KLIA 2) saat wartawan dan sejumlah keluarganya sudah lama menunggu.

Ikut mendampingi Nurul bertemu keluarganya anggota parlemen Sungai Besar, Budiman Mohd Zuhdi bersama timnya dari LSM Nusasentris yang ikut mengurus kepulangan Nurul dari Medan kembali ke Malaysia.

Nurul sudah satu tahun meninggalkan ibunya karena tidak setuju anaknya menjalin cinta dengan TKI asal Medan yang bernama Andika. Ibunya kemudian melaporkan ke polisi setempat kalau anaknya melarikan diri ke Indonesia.

Dalam perkembangannya, Normah Yusof akhirnya mau menerima anaknya apa adanya asalkan mau kembali ke Malaysia, karena dia anak perempuan satu-satunya dari ibu yang sudah ditinggal suaminya tersebut.


Bentuk Tim

Kisah warga Parit 7, Sekinchan, yang merupakan wilayah daerah pemilihan Budiman Mohd Zuhdi mengundang iba anggota dewan dari UMNO tersebut, sehingga dia membentuk tim pemulangan Nurul Farhana melalui koordinasi dengan berbagai pihak.

"Pertemuan antara Farhana dan keluarganya pada petang ini akhirnya menjadi kenyataan dan saya pikir ada episode pengalaman yang sangat mahal sebenarnya ketika dia berada di sana," kata Budiman.

Budiman mengucapkan banyak terima kasih kepada Perdana Menteri Malaysia, Wakil Perdana Menteri dan Ketua UMNO Sungai Besar atas usaha dirinya membawa balik Farhana dari Indonesia.

"Gerak kerja kita ini sebenarnya dibantu Dubes Malaysia di Indonesia, Dubes RI di Malaysia dan juga Konjen RI di Medan. Kita menggunakan pendekatan people to people dengan menggunakan NGO yang diberi nama Nusasentris di Indonesia. Di sana dilakukan pendekatan dan perundingan dengan keluarga serta ketua kampung," katanya.

Dia mengatakan, peristiwa ini menjadi contoh adik-adik parlemen Barisan Nasional untuk mendekati dan menyelesaikan masalah rakyat yang berbeda dengan oposisi yang mendekati rakyat dengan fitnah dan kebencian.

"Saya akan teruskan politik hikmah bakti sebagai anggota parlemen Sungai Besar dan Insya Allah ada banyak pengajaran dari insiden ini yang boleh kita ambil," kata anggota parlemen yang telah mendirikan Pustaka Buya Hamka tersebut.

(T.A034/S023)

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017