Jakarta (ANTARA News) - Tiga uang elektronik dari tiga bank --Bank Mega, Bank DKI dan Bank Nobu-- sudah mendapat izin, dan saat ini sedang menjalani pengembangan teknologi atau "proof of concept/POC" agar dapat segera digunakan membayar tol.

"Izinnya sudah selesai, sekarang lagi POC dan pengembangan untuk chipnya," kata Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Pungky Wibowo di Jakarta, Senin.

Sesuai peta waktu elektronifikasi pembayaran tol dari BI, uang elektronik dari tiga bank ini akan dapat digunakan untuk membayar tol selambat-lambatnya Desember 2017.

"Kita harapkan bisa lebih cepat ya dari Desember," ujar Pungky.

Saat ini, baru lima bank yang uang elektroniknya dapat digunakan di tol;  PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (TapCash), PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk (Co-Branding dengan Bank Mandiri), PT Bank Mandiri Persero Tbk (e-money), PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (Brizzi), dan satu bank swasta PT Bank Central Asia Tbk (Flazz).

Pungky menjelaskan saat ini ketiga bank ini sedang mengembangkan teknologi untuk berpartisipasi dalam "Secure Acces Module" untuk multiaplikasi atau "multiapplet" (SAM Multiapplet).

Dalam elektronifikasi jalan tol, terdapat dua SAM Multiapplet yang digunakan yakni milik Bank Mandiri dan BCA. "Ketiga bank ini nantinya akan mengikuti SAM Multiapplet milik Mandiri atau BCA," kata Pungky.

Sejalan dengan itu, perusahaan konsorsium "electronic toll collection/ETC" akan didirikan oleh beberapa Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

Konsorsium itu nantinya akan menjadi lembaga yang mengelola sarana dan prasarana elektronifikasi pembayaran di jalan tol, seperti sistem dan pengadaan reader (pembaca kartu), dan sinkronisasi data, termasuk pembagian keuntungan secara proporsional.



Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017