Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan basis investor Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang diluncurkan pemerintah mulai meluas kepada masyarakat, tidak lagi hanya kepada golongan tertentu.

Sri Mulyani mengungkapkan hal tersebut menanggapi jumlah pembeli terbanyak dari penjualan ORI014 yang berasal dari rentang Rp5 juta hingga Rp100 juta, saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

"Saya rasa itu indikasi yang baik meluasnya apa yang disebut ritel atau jangkauan kepada masyarakat secara individu, dan itu bagus karena kita inginkan dengan ritel memperluas basis individual," katanya.

Pemerintah telah menetapkan hasil penjualan atau penjatahan ORI014 sebesar Rp8,94 triliun dengan total pemesanan yang masuk mencapai Rp8,97 triliun.

Penjualan ORI014 yang mempunyai tanggal jatuh tempo pada 15 Oktober 2020 ini menjangkau 22.882 pemesan di seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah investor baru untuk obligasi ritel ini sebesar 11.182 investor.

Kualitas pemesanan ORI ini lebih baik dari penerbitan sebelumnya, karena ada peningkatan jumlah pemesan pada kisaran Rp5 juta hingga Rp100 juta yaitu sebesar 44,73 persen dari total pemesan.

Sebelumnya, pemesanan terbesar pada penerbitan ORI dalam delapan tahun terakhir berada pada kisaran Rp100 juta sampai Rp500 juta.

Namun, hasil penjualan ORI014 yang hanya mencapai Rp8,94 triliun, membuat rata-rata pemesanan obligasi ritel ini hanya sebesar Rp391 juta, atau yang terendah dibandingkan rata-rata dalam tujuh tahun terakhir, sebesar Rp560 juta.

Dengan adanya penjualan ORI014 sebesar Rp8,94 triliun, maka realisasi SBN Neto diperkirakan mencapai Rp407,41 triliun atau 94,1 persen dari target SBN Neto sebesar Rp432,96 triliun.

Sri Mulyani menyakini penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) selanjutnya bisa menutup target SBN Neto maupun defisit anggaran pada akhir 2017, meski penjualan ORI014 ini lebih rendah dibandingkan hasil penjatahan ORI seri sebelumnya.

"Kita masih tetap optimis sesuai dengan target, jadi untuk tujuh kali pelelangan ke depan masih akan memenuhi target defisit tahun ini," katanya.

(T.S034/N002)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017