Windhoek (ANTARA News) - Namibia mencatat penurunan kasus perburuan badak dan gajah pada tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, demikian keterangan menteri lingkungan dan pariwisata Afrika Selatan pada Senin.

Namibia memiliki salah satu populasi badak hitam terbesar di dunia, tapi seperti di negara tetangganya Afrika Selatan, namun berada di bawah ancaman pasar yang menguntungkan untuk tanduk badak, terutama di Asia.

Sebanyak 27 ekor badak diburu pada tahun ini, menurun dibandingkan tahun lalu, sekitar 60 ekor dan 95 ekor pada 2015, menurut keterangan menteri lingkungan dan pariwisata Pohamba Shifeta kepada wartawan. Dua puluh ekor gajah telah diburu sejak Januari dibandingkan dengan 101 ekor pada 2016 dan 49 ekor setahun sebelumnya.

"Sumber daya yang lebih banyak telah dialokasikan untuk memerangi perburuan, lebih banyak lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, mitra pembangunan internasional, komunitas dan masyarakat umum telah datang untuk mendukung usaha menghentikan perburuan," kata Shifeta.

Polisi pada tahun ini telah menangkap 75 orang yang memiliki ikatan terutama dengan sindikat kriminal Asia untuk kejahatan satwa liar terkait dengan perburuan liar dan kepemilikan tanduk badak atau gading gajah.

Sebanyak 30 tanduk badak, 103 gading gajah dan 69 buah gading gajah juga telah ditemukan oleh pejabat kementerian yang bekerja sama dengan Polisi Namibia dan Angkatan Pertahanan Namibia, demikian Reuters.
(Uu.KR-DVI)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017