Beijing (ANTARA News) - Kongres Nasional ke-19 Partai Komunis China yang berakhir di Beijing, Selasa siang, menegaskan kembali sikap negara itu yang tak akan menolerir pihak manapun yang mencoba memisahkan wilayah manapun dari teritorial Tiongkok.

Sikap tegas itu terungkap dalam Resolusi Kongres Nasional ke-19 PKC tentang Laporan Komite Sentral ke-18 yang menjadi salah satu dari tiga resolusi yang dihasilkan kongres yang berlangsung sejak 18 Oktober dan diikuti 2.280 delegasi dari seluruh Tiongkok itu.

Kongres partai berkuasa Tiongkok tersebut menegaskan pihaknya senantiasa memegang teguh apa yang disebutnya "reunifikasi damai" dan "satu negara, dua sistem" serta mendukung peningkatan kerja sama ekonomi dan pertukaran budaya dengan Taiwan.

PKC juga menekankan bahwa Hong Kong dan Macao dipimpin oleh rakyat dari kedua wilayah otonom ini namun, keduanya harus berjalan sesuai dengan kebijakan "satu negara, dua sistem" serta bertindak sesuai dengan UUD Tiongkok dan hukum-hukum dasar keduanya.

Dalam bagian lain resolusi sepanjang tujuh halaman itu, kongres yang diliput lebih dari 700 wartawan Tiongkok, Hongkong, Macau dan Taiwan serta 1.818 wartawan asing dari 134 negara itu juga menyoroti prinsip Tiongkok dalam membangun hubungan internasionalnya.

Tiongkok berjanji senantiasa berada di jalur pembangunan yang damai serta memegang teguh perdamaian, pembangunan, kerja sama, keuntungan bersama, dan tujuan fundamental politik luar negeri yang memelihara perdamaian dunia dan mendukung pembangunan bersama.

Komitmen Tiongkok untuk memperkuat persahabatan dan kerja sama dengan negara-negara lain dilaksanakan di atas "Lima Prinsip Hidup Berdampingan", tegas resolusi kongres yang berlangsung selama sepekan di Wisma Agung Rakyat Kota Beijing itu.

Kongres juga menyetujui barbagai rencana negara untuk memperkuat pembangunan ekonomi, politik, budaya, sosial dan ekologi berdasarkan sistem sosial berwatak Tiongkok serta rencana pembangunan dua tahap (2020 - 2050) untuk mewujudkan mimpi besar negara.

Karenanya, kongres meminta seluruh anggota dan organ partai serta seluruh rakyat Tiongkok dari semua kelompok etnis untuk berjalan bersama partai dengan Xi Jinping sebagai sosok sentral partai menuju era baru Tiongkok yang kuat, besar, dan modern.

Kongres Nasional ke-19 PKC yang berlangsung sejak 18 Oktober itu juga menghasilkan susunan anggota baru Komite Sentral ke-19 partai dan anggota baru Komisi Sentral Pengawasan Disiplin (CCDI) ke-19 partai.

Keanggotaan terpilih Komite Sentral ke-19 PKC itu terdiri atas 204 orang anggota penuh dan 172 orang anggota alternatif, sedangkan jumlah anggota CCDI ke-19 PKC yang baru mencapai 133 orang.

Para anggota Komite Sentral ke-19 PKC hasil kongres yang diikuti 2.280 delegasi yang mewakili lebih dari 89 juta anggota dan 4,5 juta organ partai dari seluruh Tiongkok itu akan bertemu pada Rabu (25/10) memilih sekretaris jenderal baru PKC.

Sejumlah warga Tiongkok dan jurnalis asing yang meliput perlehatan akbar lima tahunan PKC ini optimistis bahwa Xi Jinping akan terpilih kembali sebagai sekjen partai yang membukakan jalan baginya untuk tetap menjadi presiden Tiongkok hingga 2022.

Philip Zhou, warga Kota Beijing yang bekerja di Peoples Daily, misalnya, mengatakan dia optimistis bahwa Xi Jinping yang baru satu periode memimpin dengan pencapaian yang baik akan terpilih kembali untuk periode kedua.

Keyakinan yang sama juga disampaikan Torn Chanritheara, jurnalis portal berita ThmeyThmey Kamboja, kepada Antara saat ditanya pandangannya tentang hasil kongres PKC tersebut.

"Tak ada kejutan besar. Melihat sejarah presiden-presiden Tiongkok sebelum Xi Jinping yang berkuasa dua periode, kemungkinan besar beliau akan dipilih kembali sebagai sekjen PKC besok (25/10)," katanya di sela kesibukannya meliput sesi penutupan kongres yang diliput lebih dari 700 wartawan Tiongkok, Hongkong, Macau dan Taiwan serta 1.818 wartawan asing dari 134 negara itu.

(T.R013/R010)

Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017