Cianjur (ANTARA News) - Dua remaja warga Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, Jawa Barat, tewas setelah menenggak minuman keras oplosan dan empat orang pemuda lainnya mendapatkan perawatan medis.

Kejadian tersebut melibatkan enam remaja yang masih duduk di bangku SMA itu menenggak miras oplosan, racikan F (20)  yang sudah terbiasa mencampur minuman tersebut, selepas pulang sekolah Senin (23/10).

Selang beberapa saat menenggak minuman alkohol murni dicampur minuman penambah stamina dan obat nyamuk cair itu, dua orang diantaranya Y (17) dan MA (16), kejang-kejang dengan mulut mengeluarkan busa setelah keduanya sempat kesulitan bernafas.

Asep Kurniawan (39) ayah D (16) korban yang sempat kritis di RSUD Cianjur, Rabu, mengatakan, langsung membawa anaknya ke rumah sakit karena mengeluh sesak nafas dan gejalanya sama dengan dua temannya yang meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.

"Awalnya saya tidak tahu, tapi setelah mendengar kabar dua orang teman anak saya meninggal karena menenggak minuman keras dengan gejala sesak nafas, saya langsung membawanya ke rumah sakit Cianjur, saat ini kondisinya mulai membaik," katanya.

Dia menjelaskan, Y dan MA meninggal dunia Selasa (24/10) malam, MA sempat mendapat pertolongan medis, namun nyawanya tidak tertolong, sedangkan Y meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUD Cianjur.

Dia menambahkan tiga remaja lainnya yang mengalami kondisi serupa, Y, A dan R, belum dibawa ke RSUD Cianjur, meskipun mengeluhkan hal yang sama sesak nafas, muntah-muntah dan kejang.

Babinsa Desa Haurwangi, Koptu Haryadi, mengatakan, kejadian tersebut merupakan yang pertama kali terjadi di Desa Haurwangi. Sehingga pihaknya akan berkordinasi dengan kepolisian untuk memberantas peredaran miras, terutama oplosan.

"Kami akan membuat tim gabungan TNI/Polri dan pemerintah setempat, untuk menggelar razia miras oplosan di wilayah Haurwangi, agar kejadian serupa tidak terulang dan wilayah kami bebas dari minuman keras berbagai jenis," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017