Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina EP Field Rantau, mendirikan Rumah Informasi Tuntong Laut (batagur borneoensis) di Pusung Kapal, Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, sebagai upaya melestarikan dan melindungi spesies yang hampir punah tersebut.

"Rumah Informasi Tuntong ditujukan sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan konservasi Tuntong, dan juga sebagai wadah untuk meneliti lebih jauh tentang spesies yang hampir punah ini," ujar Presiden Direktur PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu.

Pembangunan Rumah Informasi Tuntong Laut berukuran 143,6 m2, mendapatkan bantuan dana dari Pertamina EP. Di dalam rumah informasi terdapat poster dan video edukasi terkait pelestarian tuntong laut oleh Kelompok Sadar Wisata Pusung Kapal dan Yayasan Satucita Lestari Indonesia.

Nanang saat acara peresmian Rumah Informasi Tuntong, mengatakan spesies tuntong saat ini mengalami penurunan populasi dan hampir punah akibat kerusakan ekosistem mangrove yang menjadi habitatnya.

Dengan demikian, perlu upaya pencegahan, penanggulangan, dan pembatasan kerusakan yang disebabkan oleh manusia, alam, spesies invasif, hama dan penyakit.

Upaya pelestarian spesies tuntong laut yang memiliki status sangat terancam punah dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) beserta ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban bersama pemerintah, swasta, dan masyarakat, katanya.

Untuk melestarikan spesies tuntong laut, menurut Nanang, perlu dilakukan upaya pelestarian secara komprehensif. Langkah yang bisa dilakukan antara lain pemantauan dan peningkatan populasi, pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Upaya lainnya adalah perbaikan habitat, pemberdayaan masyarakat sekitar habitat dan pengembangan fasilitas pendukung yang bersifat sementara atau permanen. "Ini menjadi komitmen Pertamina EP yang sudah rencanakan dalam program kerja aspek pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati," katanya.

Pada kesempatan itu, Nanang juga mengapresiasi komitmen dari semua pihak, termasuk komitmen Yayasan Satucita Lestari Indonesia sebagai LSM satu-satunya yang bergerak di bidang pelestarian konservasi dan ekosistem tuntong laut di Aceh Tamiang.

LSM ini secara perlahan bisa mengubah kebiasaan masyarakat lokal yang pada awalnya memburu telur dan daging tuntong menjadi pejuang-pejuang yang menjaga kelestariannya.

Komitmen lainnya juga diwujudkan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dengan terbitnya Qanun No 3 Tahun 2016 tentang Perlindungan Spesies Tuntong Laut yang sangat didukung Pertamina EP agar dapat menjadi landasan daerah lainnya untuk menetapkan peraturan-peraturan sejenis.

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada BKSDA Aceh yang dari awal sudah sangat mendukung niat kami semua untuk bersama-sama melestarikan Tuntong Laut di bumi Serambi Mekah ini," kata Nanang.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo memuji kerja sama yang sangat baik antara Pertamina EP dengan pemerintah daerah serta LSM dalam perlindungan dan pelestarian tuntong laut di Seruway, Aceh Tamiang.

Dia berharap kerja sama tersebut bisa berlanjut demi pengembangan sistem konservasi dan pemberdayaan. Apalagi ke depan kawasan Seruway bisa menjadi ekowisata, baik tuntong laut dan mangrove.

"Ini adalah konservasi era baru dimana fokus tidak hanya pada perlindungan spesies, tapi menjadikan masyarakat sebagai subjek dan melibatkan kolaborasi semua unsur masyarakat. Ke depan jadi solusi untuk menambah pendapatan masyarakat sekaligus untuk melakukan perlindungan," ujar Sapto.

(T.F004/B012)

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017