Padang (ANTARA News) - Pakar cuaca dari Universitas Andalas Padang, Dr techn Marzuki mengatakan, perubahan cuaca dari hujan ke panas pada akhir-akhir ini umumnya terjadi di wilayah barat Indonesia termasuk provinsi Sumbar.

"Keadaan cuaca seperti ini disebabkan di wilayah barat Indonesia telah melewati masa Madden Julian Oscillation (MJO), oleh karena itu tekanan-tekanan rendah yang disebabkan MJO ini akan bergeser di sekitar Samudera Pasifik," katanya di Padang, Rabu.

Ia mengatakan, fase tersebut telah berlalu dari 12 Oktober lalu sehingga tekanan tinggi terbentuk di Indonesia yang menghasilkan udara yang sangat kering.

"Keadaan seperti ini akan bertahan hingga dua minggu yakni sampai 8 November, namun selanjutnya diprediksikan akan muncul tekanan rendah yang membentuk cikal bakal hujan dari arah Samudera Hindia," ujarnya.

Di sisi lain, dia menjelaskan ada kemungkinan prediksi ini berubah karena ada cikal bakal badai tropis di Samudera Pasifik.

"Saat ini badai tropis Saola terpantau di sebelah timur Filipina di Samudera Pasifik namun, pergerakan badai ini menjauh ke arah utara sehingga dampaknya terhadap Indonesia saat ini relatif kecil," katanya.

Namun dengan perubahan cuaca ini, dia mengatakan masyarakat harus lebih menjaga kondisi daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi banyak air putih, dan hindari kegiatan di luar rumah untuk menghindari munculnya berbagai penyakit.

"Biasanya kondisi cuaca yang berubah drastis ini, dapat mendorong terjadinya demam dan penyakit lainnya," ujarnya.

(T.KR-AGP/S023)

Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017