Washington (ANTARA News) - Harga-harga komoditas global diperkirakan terus meningkat pada 2018, mengingat permintaan terus meningkat dan pemotongan produksi yang disepakati di antara eksportir minyak, demikian menurut Bank Dunia dalam sebuah laporan triwulanan pada Kamis (26/10).

Dalam laporan Prospek Pasar-pasar Komoditas (Commodity Markets Outlook), Bank Dunia memperkirakan harga minyak mentah akan naik menjadi 56 dolar AS per barel pada 2018, dari 53 dolar AS tahun ini.

Permintaan dan pengekangan produksi yang kuat di negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan produsen-produsen non-OPEC telah menaikkan harga minyak, meski terjadi peningkatan dalam produksi minyak serpih AS, kata bank tersebut.

Harga-harga untuk komoditas energi yang meliputi minyak, gas alam, dan batu bara diperkirakan akan tumbuh 4,0 persen pada 2018 setelah melonjak 28 persen tahun ini. Sementara harga-harga logam diperkirakan akan stabil pada 2018 setelah melonjak 22 persen tahun ini.

"Harga-harga komoditas energi pulih karena permintaan yang stabil dan penurunan persediaan, namun banyak tergantung pada apakah produsen minyak berusaha untuk memperpanjang pemotongan produksi," kata John Baffes, penulis utama laporan tersebut.

"Perkembangan-perkembangan di Tiongkok akan memainkan peran penting dalam lintasan harga untuk logam," kata Baffes, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

Kemudian, harga-harga hasil pertanian diperkirakan akan naik 1,2 persen pada 2018 karena berkurangnya pasokan, dengan harga biji-bijian dan minyak sayur serta makanan naik sedikit.

Sebagian besar pasar makanan dipasok dengan baik dan rasio persediaan terhadap penggunaan dari beberapa biji-bijian diperkirakan akan mencapai tingkat tertinggi multi tahun, yang akan menahan kenaikan harga produk pertanian, kata bank tersebut.
(UU.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017