Jalan masih sangat panjang."
London (ANTARA News) - Afrika membutuhkan lebih dari 11 juta ahli, termasuk dokter, perawat dan guru pada 2030 untuk mencegah "bencana sosial dan ekonomi", yang dapat mendorong jutaan orang mengungsi, demikian laporan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (26/10).

"Anak-anak Afrika berada di titik paling genting," kata Leila Pakkala dari Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), layaknya dikutip Reuters.

Jutaan tenaga ahli itu sangat dibutuhkan Afrika untuk mengatasi lonjakan penduduk, seiring dengan peningkatan jumlah anak-anak dari 170 juta menjadi 750 juta dalam 13 tahun mendatang.

"Lakukan secara benar, dan kita dapat membuat ratusan juta orang keluar dari kemiskinan parah dan berperan serta pada peningkatan kesejahteraan, keseimbangan, dan perdamaian," kata ketua kegiatan UNICEF di Afrika bagian timur dan selatan itu.

UNICEF mengaitkan lonjakan kelahiran dengan tingkat kesuburan yang tinggi, meningkatnya jumlah wanita usia produktif dan tingkat kematian anak yang lebih rendah.

Pada akhir abad ini, menurut dia berdasarkan riset UNICEF, satu dari dua anak di seluruh dunia akan tinggal di Afrika.

Jika mereka mencapai usia kerja, dikemukakannya, maka dengan pendidikan dan kesehatan yang baik dapat memacu pertumbuhan ekonomi.

Namun, Pakkala menilai, untuk mewujudkan hal itu memerlukan investasi di bidang pendidikan dan kesehatan sejak sekarang.

"Harus dibangun lebih banyak sekolah, kemudian guru, dokter, perawat dan petugas kesehatan harus dilatih dan didorong untuk tetap tinggal di masyarakat mereka daripada pindah ke kota atau luar negeri. Jalan masih sangat panjang," ujarnya.

UNUCEF juga mencatat bahwa satu hingga lebih dari lima anak Afrika usia enam sampai 11 tahun tidak bersekolah. Khusus anak perempuan cenderung tidak pernah mengenyam pendidikan, diliputi oleh pernikahan dini dan kehamilan remaja.

Enam dari sepuluh orang Afrika kekurangan jangkauan terhadap sanitasi dan rata-rata hanya ada satu hingga dua  ahli kesehatan per 1.000 orang di Afrika, sehingga jauh di bawah standar minimum internasional yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni empat hingga lima (4,45) ahli.

Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, 5,6 juta tenaga kesehatan dan 5,8 juta guru harus dilatih pada 2030.

(Uu.Aulia/KR-AMQ)

(T.KR-AMQ/C/KR-AMQ/A/B002) 27-10-2017 16:01:42

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017