Saya justru tidak mengharapkan tarian ini nantinya akan masuk dalam rekor dunia seperti yang diberikan oleh MURI kepada kami."
Kupang (ANTARA News) - Tarian likurai yang menampilkan 6.000 penari pelajar dari tiga kabupaten perbatasan di pulau Timor dan pelajar dari Timor Leste ditetapkan masuk dalam rekor dunia oleh Museum Rekor Indonesia (Muri) di puncak bukit Fulan Fehan, Kabupaten Belu.

"Alasan kami tetapkan masuk dalam rekor dunia karena tarian ini menampilkan 6.000 penari atau kalau dilihat bisa lebih yang tentu saja hanya ada di wilayah NTT tepatnya di Kabupaten Belu serta kabupaten Malaka," kata Manajer Rekor Muri Indonesia Triyono usai memberikan piagam penghargaan rekor dunia kepada Bupati Belu Willy Lay di puncak Fulan Fehan di desa Dirun, Kecamatan Lamaknaen, Kabupaten Belu, Sabtu.

Tarian likurai adalah sebuah tarian perang khas dari masyarakat pulau Timor khususnya di Kabupaten Belu yang menceritakan perjuangan masyarakat setempat mengusir penjajah saat jaman penjajahan.

Menurutnya tarian likurai merupakan tarian yang tidak akan berada dimanapun di belahan dunia ini selain di Indonesia selain di Kabupaten Belu.

"Tarian ini tentu saja menjadi tarian khas yang merupakan warisan serta budaya leluhur dari masyarakat di daerah ini," tambahnya.

Muri juga mengapresiasi Pemeda Belu yang tetap mempertahan budaya asli dari masyarakat setempat dengan mengelar tarian tersebut dengan koreografernya adalah Eko Supriyanto.

Ia berharap agar setiap masyarakat di daerah manapun bisa menjaga dan melestarikan kebudayaannya dan tetap mewariskan secara turun temurun kepada anak cucu mereka.

Koreografer tarian likurai Eko Supriyanto mengaku kaget dengan rekor dunia yang di berikan kepada tarian yang dibentuknya dengan menghadirkan 6.000 penari tersebut.

"Saya justru tidak mengharapkan tarian ini nantinya akan masuk dalam rekor dunia seperti yang diberikan oleh MURI kepada kami," tuturnya.

Ia mengaku jumlah penarinya bisa diperkirakan lebih dari 6.000 karena dipastikan dalam satu rumah pasti ada sekitar tiga sampai empat penari likurai. Dan ini lah membuat jumlah penarinya menjadi lebih banyak dari 6.000.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017