Bekasi (ANTARA News) - Ikatan Dokter Indonesia Kota Bekasi, Jawa Barat, mengumumkan hingga saat ini wilayah ini membutuhkan tambahan profesi dokter karena jumlahnya belum sebanding dengan banyaknya rumah sakit penyedia layanan.

"Bisa dikatakan, Kota Bekasi masih kekurangan dokter ahli penyakit. Sebab, sejumlah dokter ahli yang ada sekarang masih kewalahan membagi waktu kerja di 40 rumah sakit yang ada," kata Ketua IDI Kota Bekasi Komarudin di Bekasi, Minggu.

Menurut dia, jumlah dokter di Kota Bekasi saat ini berjumlah 2.800 orang yang terdiri atas rbagi dokter umum sebanyak 1.500 orang, dokter tamu 500 orang, dokter spesialis 500 orang, dan 300 lainnya tercatat sudah tidak praktik lagi.

Bila merujuk pada aturan Surat Tanda Registrasi (STR), kata dia, seorang dokter hanya diperbolehkan bekerja maksimal di tiga rumah sakit demi menjaga mutu pelayanan.

"Tapi nyatanya, ada yang bisa bekerja hingga di lima rumah sakit sekaligus karena keahliannya sangat dibutuhkan," katanya.

Faktanya, kata Komar, ada sekitar 500 dokter tamu yang merupakan sebutan bagi profesi dokter yang beraktivitas lintas wilayah.

"Mereka yang datang dari luar kota, lalu membuka praktik atau ikut bekerja pada rumah sakit di Kota Bekasi. Mereka disebut sebagai dokter tamu, karena datang dari Jakarta, Bogor, Depok, hingga Tangerang," katanya.

Operasional 40 rumah sakit di Kota Bekasi beragam, mulai dari tipe D dan C yang sudah melayani pengobatan penyakit yang butuh penanganan dokter spesialis.

"Idealnya, seluruh rumah sakit kebutuhan spesialisnya sudah harus ada. Misalkan, kebutuhan dokter satu rumah sakit sebanyak delapan dokter ahli, maka itu wajib diberikan. Jadi setiap rumah sakit sedikitnya ada delapan dokter ahli," katanya.

Menurut Komar, sejauh ini belum ada aturan seputar pembatasan dokter di area Kota Bekasi, sehingga setiap dokter yang datang dengan maksud bekerja, tidak dibatasi.

"Sehingga wajar, kalau banyak dokter tamu yang datang untuk masuk ke rumah sakit di Kota Bekasi. Status dan keahliannya beraneka ragam, mulai dari dokter umum sampai dokter spesialis," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017