Denpasar (ANTARA News) - Setelah cukup banyak kemolekan tubuh wanita dijadikan "model" dalam karya-karya seni rupa, kini giliran bagian sensitif dari organ tubuh kaum hawa dibuat obyek beberapa lukisan. Alat kelamin perempuan yang dituangkan dalam goresan tangan di atas kanvas itu, mewarnai kegiatan pameran lukisan empat perupa lintas-kultural yang menamakan diri "Love for Live (LfL)", di gedung Art Veranda Denpasar, Rabu. Disebut perupa lintas-kultural, sehubungan seniman yang tergabung dalam LfL tersebut berasal dari kultur atau daerah asal yang berbeda, yakni Pande Gede Supada (Singaraja, Bali), Freddy Sitorus (Kendari, Sultra), Made Mahendra Mangku (Sukawati, Gianyar) dan Peter Studer (Bern, Swiss). Khusus untuk Peter Studer, tercatat sebagai perupa yang telah cukup lama menetap di Bali, dan telah pula mengganti namanya menjadi Surya Suryata. Dalam pameran yang tertajuk "Cinta" itu, Surya tampil dengan buah karya yang mengedepankan hal-hal sensitif atas diri wanita. Bagian kelamin wanita, secara khusus dituangkan dalam beberapa bentuk dan posisi di atas kanvas berukuran cukup besar. Surya sendiri mengaku sengaja ingin memvisualisasikan cinta dengan kelamin perempuan. Meski demikian, Surya tampak tidak menampilkan alat kelamin perempuan tersebut secara vulgar, melainkan dengan garis samar-samar dan warna yang temaram. Dengan begitu, bagian sensitif wanita yang ditampilkan, spintas tidak menyiratkan kesan yang bernuansa pornografi. Meski jauh dari kesan porno, Surya sendiri menolak jika alat kelamin wanita selalu diidentikkan dengan hal-hal yang porno dan mesum. "Saya tidak setuju jika alat kelamin wanita hanya bisa berbicara porno, melainkan harus dapat ditafsirkan dengan lebih luas, yakni sebagai bagian dari sebuah cinta," ucapnya. Senada dengan Surya, perupa kondang Pande Supada menyebutkan, lewat karya-karya LfL yang dipamerkan, orang bisa menafsirkan tentang makna cinta yang sesungguhnya. Pande yang jebolan ISI Jogjakarta itu mengatakan, keempat perupa yang tampil dalam satu pameran, sepaham dan satu kesamaan dalam memaknai cinta dan kehidupan yang memiliki arti sangat luas. Pameran yang akan dilangsungkan selama beberapa pekan itu, sedikitnya menyertakan 20 buah lukisan karya LfL, baik yang terkini maupun yang telah "diukir" sejak beberapa tahun silam.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007