Bandarlampung (ANTARA News) - Sejumlah perajin ikan teri asin di Pulau Pasaran Bandarlampung menyebutkan harga garam kembali naik mencapai Rp200.000 per karung, padahal sebelumnya berkisar Rp100 ribu/karung isi 50 kg.

"Harga garam naik, sedang produksi ikan teri asin anjlok karena terbatasnya pasokan ikan segar dari nelayan," kata Ny Sarnoto, salah satu perajin ikan asin di Pulau Pasaran, Bandarlampung, Selasa.

Sehubungan itu, para perajin mengharapkan pemerintah terus menjaga kestabilan pasokan dan harga garam, agar usaha pembuatan ikan asin bisa bertahan di tengah anjloknya hasil tangkapan nelayan.

Sebelumnya harga garam untuk pembuatan ikan asin sempat mencapai Rp250.000/50 kg, namun turun menjadi Rp100.000/karung. Kini harga garam kembali naik, dan para perajin pembuatan ikan asin mengharapkan harga garam turun lagi.

Garam termasuk bahan baku utama pembuatan ikan asin, dan dibutuhkan dalam volume cukup banyak untuk mengasinkan ikan sesuai standar. Misalnya, dibutuhkan sekitar 100 kg garam untuk merebus ikan teri segar dalam 100 liter air, agar mutu ikan terjamin dengan tingkat keasinan yang cukup baik.

"Kita tidak bisa turunkan kadar keasinannya karena akan berdampak terhadap mutu ikan, juga tidak boleh terlalu asin. Kami mengasinkan ikan sesuai standar," katanya.

Sementara itu, produksi ikan asin di Pulau Pasaran anjlok dalam sebulan terakhir, karena terbatasnya pasokan ikan segar dari nelayan yang menangkap ikan teri menggunakan bagan.

Sehubungan itu, harga ikan teri nasi kini mencapai Rp100 ribu/kg, padahal harga normalnya berkisar Rp65.000/kg.

Pulau Pasaran merupakan sentra produksi ikan teri utama di kota Bandarlampung. Dalam sehari dalam kondisi normal bisa diproduksi sedikitnya 20 ton ikan teri berkualitas. Selain untuk memenuhi kebutuhkan ikan di Bandarlampung, ikan teri dari Pulau Pasaran juga dikirimkan ke Jawa, terutama ke Jabotabek dan Bandung, atau diekspor.

Pulau Pasaran merupkan pulau di pesisir Bandarlampung, dan kini bisa dijangkau menggunakan jembatan sepanjang 500 meter yang dibangun pemerintah. Pulau itu hanya bisa dijangkau dari kawasan Telukbetung menggunakan motor, berjalan kaki sekitar dua km, atau menggunakan perahu.

Pewarta: Hisar Sitanggang
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017