Karangasem (ANTARA News) - Pengungsi Gunung Agung asal Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali memilih pulang ke desa tempatnya tinggal, yang hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung, demi mempersiapkan pelaksanaan ritual Hari Raya Galungan.

"Kami pulang untuk mempersiapkan ritual upacara Galungan dimana pelaksanaanya pada (1/11) pagi. Setelah itu kami akan kembali lagi ke pengungsian di Tiyingan, Kabupaten Klungkung," kata Wayan Murti (70), warga Banjar Lebih Desa Sebudi, Selasa.

Persiapan menyambut Hari Suci Galungan dilaksanakan sejak pagi hari mulai dari membuar "penjor" atau sarana ritual berbahan dasar bambu dihiasi berbagai jenis hasil bumi, banten atau persembahan buah-buahan dan juga berbagai jenis sarana ritual lainnya.

Murti mengaku Galungan merupakan hari penting baginya dan bagi umat Hindu pada umumnya. Galungan dimaknai sebagai hari kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma (kejahatan). Galungan juga sebagai momentum berkumpul bersama sanak keluarga besar.

"Tahun ini Galungan serasa berbeda karena kami harus mengungsi. Penuh dengan kesederhanaan. Cukup makan dan lokasi pengungsian yang seadanya saja," tutur dia.

Setelah selesai mempersiapkan sarana ritual Galungan, dirinya mengaku akan kembali lagi ke pengungsian karena tidak berani tidur di rumahnya pada malam hari, selain memang tidak enak hati dengan tetangga yang sebagian besar tidur di pengungsian pada malam hari.

"Saya memang tidak berani kalau tidur dirumah. Selain itu juga tidak enak juga karena semua mengungsi. Nanti dikira sok berani tidur dengan keadaan gunung seperti sekarang ini," terangnya.

Nengah Pondoh (60), warga lainnya di Banjar Lebih mengaku membersiapkan berbagai jenis kebutuhan jelang Galungan. Sanak keluarga pria mempersiapkan penjor dan makanan, sedangka yang perempuan mempersiapkan sarana banten dan persembahan.

Jarak rumah yang hanya empat kilometer dari puncak kawah membuatnya kadang was-was tinggal terlalu lama di desanya.

"Kalau sudah malam pasti kembali ke pengungsian. Takut juga kalau lama-lama di rumah. Cari aman saja," paparnya sembari membuat penjor Galungan.

Pewarta: IMB Andi Purnomo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017