Jakarta (ANTARA News) - Wisatawan yang hendak ke Danau Toba, Sumatera Utara, menggunakan pesawat terbang, kini memiliki banyak pilihan penerbangan setelah Bandara Silangit resmi menjadi berskala internasional.

Sebelum menjadi bandar udara berskala internasional, Bandara Silangit, Siborong-borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, sebenarnya sudah beroperasi namun pesawat terbang yang singgah masih sedikit.

Tapi dengan diresmikan bandara berskala internasional, Sabtu (28/10), jumlah pesawat terbang dari berbagai maskapai makin banyak sehingga wisatawan memiliki banyak pilihan penerbangan.

Bandara Silangit berkapasitas 500.000 penumpang per tahun ini dilengkapi dengan fasilitas CIQ (Custom, Immigration, Quaratine), landasan pacu dengan panjang 2.650 x 30 meter, dan PCN yang bisa mengakomodasi pesawat berbadan sempit Airbus A320 dan Boeing 737-800.

Bandara Silangit juga mengimplementasikan fitur smart airport dengan teknologi digital, antara lain, berupa Wi-Fi gratis, tampilan jadwal bus dan penerbangan, e-payment, mesin tiket bus, e-kiosk informasi turis, self check-in, dan berbagai fitur digital.

Peresmian bandara berskala internasional itu ditandai dengan penerbangan perdana Garuda Indonesia dari Bandara Changi Singapura ke Silangit. Prosesi peresmian bersamaan dengan mendaratnya pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 8510 dari Changi, Singapura tepat pukul 13.30 WIB.

Disaksikan langsung Menko Bidang Kemaritiman Binsar Luhut Panjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, Direktur Badan Otorita Danau Toba Arie Prasetyo, dan lima bupati (Bupati Toba Samosir, Bupati Dairi, Bupati Samosir, Bupati Tapanuli Utara, dan Bupati Humbang Hansundutan), para penumpang pesawat langsung disambut tari-tarian tor tor Batak.

Penerbangan perdana Garuda Indonesia menggunakan Explore jet Bombardier CRJ-1000 dengan kapasitas total mencapai 96 penumpang dari Bandara Changi Singapura menuju Bandara Silangit Sumut.

Pada tahap awal, penerbangan baru Garuda dari Singapura ke Silangit p.p. dilayani tiga kali per minggu (Selasa, Jumat, dan Minggu).

Selain Garuda Indonesia, maskapai berbiaya murah Citilink Indonesia juga membuka penerbangan Jakarta-Silangit untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, perdagangan, dan investasi di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.

Penerbangan langsung rute baru Jakarta melalui bandara Halim Perdanakusuma-Silangit menggunakan pesawat Airbus A320 Neo berkapasitas 180 penumpang.

Sebelumnya tiga maskapai penerbangan yaitu Sriwijaya, Wings Air dan Susi Air sudah beroperasi di Bandara Silangit.

Makin ramainya Bandara Silangit didarati dan menerbangkan pesawat sangat penting dan strategis mengingat pemerintah telah mencanangkan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 destinasi prioritas atau sebagai "10 Bali Baru" dengan target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatera Utara diproyeksikan mencapai 1.000.000 orang pada tahun 2019.

Untuk mencapai angka kunjungan 1.000.000 wisman, dibutuhkan destinasi parawisata kelas dunia dan bandara berkelas internasional.

Dengan penerbangan internasional langsung menuju Danau Toba, objek wisata ini akan menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di dunia, dan membawa kesejahteraan untuk masyarakat di Sumatera Utara, khususnya di sekitar Danau Toba.

Jika dilihat dari jarak dari Bandara Kualanamu, Medan, menuju Danau Toba di Parapat, dibanding dengan dari Bandara Silangit menuju Danau Toba di Parapat, maka jarak tempuh lebih cepat dari Bandara Silangit sekitar 2,5 jam.

Oleh sebab itu, keberadaan Bandara Silangit yang kini memiliki banyak jadwal penerbangan bisa memudahkan wisataan lebih banyak lagi datang ke Danau Toba.



Sempat redup

Danau Toba di Sumatera Utara dalam beberapa tahun terakhir ini boleh dikatakan sempat redup sebagai tujuan wisatawan lokal dan mancanegara.

Alasannya antara lain infrastruktur menuju ke sana yang masih belum terlalu memadai, di samping faktor kebersihan yang kurang dipedulikan sehingga tampak kotor dan mengurangi keindahan.

Sekarang pemerintah pusat dan daerah bersama-sama membenahi akses menuju Danau Toba dengan membangun serta memperbaiki sejumlah infrastruktur, serta mengkampanyekan bersih lingkungan di danau terbesar di Indonesia itu.

Salah satu bukti nyata pemerintah mengembangkan Danau Toba adalah Presiden Joko Widodo pada 1 Juni 2016 menandatangani Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.

Badan itu bertugas mempercepat proses pembangunan Danau Toba yang masuk dalam 10 destinasi prioritas nasional.

Kesepuluh destinasi itu adalah Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Pulau Morotai (Maluku Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Danau Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Gunung Bromo (Jawa Timur), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Pantai Tanjung Lesung (Banten), dan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta).

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, dengan adanya badan otoritas tersebut ditambah dengan makin banyaknya rute penerbangan langsung menuju Bandar Udara Internasional Kuala Namu, serta Bandar Udara Silangit diharapkan jumlah wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke kawasan itu akan bertambah.

Selain memiliki bandara itu, katanya, sejumlah akses jalan tol juga dibangun dalam upaya mempermudah wisatawan berkunjung ke Danau Toba, yaitu membangun jalur tol dari Kualanamu ke Tebing Tinggi, menuju Siantar, dan Parapat.

Salah satu bentuk nyata yang sudah dipromosikan pemerintah menggairahkan lagi Danau Toba sebagai tujuan wisata adalah Presiden Joko Widodo membuka sekaligus menghadiri Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Balige, Sumatera Utara, pada 20-21 Agustus 2016.

Karnaval dikemas sedemikian rupa sehingga menggambarkan keceriaan dan kegembiraan masyarakat, selain juga sebagai upaya promosi wisata Danau Toba yang sudah dikenal seantero dunia.

Pemerintah sudah mengerjakan dan merencanakan berbagai program pembangunan untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba.

Oleh karena itu, masyarakat harus menyiapkan diri untuk menyambut wisatawan dan masyarakat sekitar Danau Toba harus bisa tersenyum, jangan lagi mahal tersenyum.

Oleh Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017