Jakarta (ANTARA News) - Pemain bulu tangkis tunggal putri junior Gregoria Mariska Tunjung ingin bermain layaknya pemain top dunia di level senior seperti Nozomi Okuhara, Rathanok Intanon, Tai Tzu Ying, Carolina Marin serta pemain-pemain legenda Indonesia.

"Legenda Indonesia pasti jadi panutan saya, namun saya juga ingin bermain seperti pemain-pemain top dunia saat ini yang pantas jadi panutan," kata Gegoria di Jakarta, Kamis.

Menurut Grego pemain-pemain tersebut memiliki keunggulan masing-masing. Tai Tzu Ying (Taiwan) dan Ratchanok Intanon (Thailand) memiliki kualitas dan teknik permainan di atas rata-rata.

Okuhara (Jepang) memiliki daya juang dan semangat yang sangat tinggi kala menghadapi lawan-lawannya dan tidak mudah dimatikan sehingga pemain-pemain top dunia pasti dibuat repot kala menghadapinya. Sementara Marin (Spanyol), selain memiliki semangat tinggi di lapangan, juga sangat fokus dan disiplin dalam berlatih.

"Itu semua saya coba terapkan di diri saya dengan semangat dan lebih giat lagi dalam berlatih, kalau bisa saya ingin menjadi empat pemain itu ke depannya," kata Grego sambil melontarkan senyum.

Lebih lanjut, persaingan di tunggal putri level senior yang saat ini lebih merata dengan tidak didominasi oleh negara-negara dengan kultur bulu tangkis kuat seperti China, Korea Selatan, Malaysia dan Denmark, Grego melihatnya sebagai peluang.

"Saat ini merata, tidak hanya negara-negara itu, sekarang ada Thailand, India, Spanyol, bahkan negara lainpun mulai muncul, artinya siapapun bisa ke level atas, saya melihat ini sebagai peluang saya untuk naik ke level atas," ujar dia.

Kendati demikian, dia melihat hal tersebut tidak akan mudah, terlebih pemain-pemain junior di bawahnya pun kualitasnya tidak bisa dibilang biasa saja.

"Seperti di Kejuaraan Asia, saya kalah oleh pemain yang kelahiran 2001 yang lebih muda dari saya. Memang ini prosesnya begitu, ketika saya naik, pasti di bawah saya berusaha mengejar, sekarang saya hanya berusaha sebisa mungkin jangan sampai terkejar, harus bisa konsisten bahkan lebih," ujar dia.

Di penghujung karir juniornya, Gregoria berhasil memastikan gelar tunggal putri di kejuaraan dunia junior 2017, setelah sukses menundukkan tunggal putri China Han Yue 21-13, 13-21, 24-22.

Atas prestasinya itu, Gregoria diguyur bonus uang tunai sebesar Rp40 juta, TV LED 43" dan "home theatre" dari klubnya PB Mutiara Cardinal Bandung.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017