Jakarta (ANTARA News) - Dinamika hubungan bilateral Indonesia dan Australia sangat dipengaruhi oleh sosok pemimpin dari kedua negara, kata Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia Evi Fitriani dalam Seminar Diplomasi Publik Indonesia terhadap Australia di Jakarta, Jumat.

"Ada hubungan yang naik turun seperti roller coaster antara Indonesia dan Australia, dan hal itu sangat dipengaruhi oleh leaders (pemimpin). Siapa yang menjadi pemimpin menentukan arah hubungan kedua negara," ujar Evi Fitriani.

Dia menilai hubungan Indonesia dan Australia saat ini sangat baik karena pemimpin kedua negara, Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malcolm Bligh Turnbull, pun menjalin hubungan yang baik.

"Perdana Menteri Turnbull dan Presiden Jokowi itu sangat dekat, chemistry nya itu nyambung. Sementara, ketika masa pemerintahan PM Tony Abbott, hubungan Indonesia dan Australia itu, bahkan menurut mantan Menlu Marty Natalegawa, termasuk yang paling lemah. Itu karena Tony Abbott dan Jokowi itu tidak terlalu nyambung," ucapnya.

Untuk itu, kata Evi, peran para pemimpin kedua negara sangat penting dalam menentukan hubungan bilateral Indonesia-Australia.

Selain itu, Evi berpendapat hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia cenderung dianggap sebagai sebuah hubungan yang asimetris.

"Hubungan Indonesia dan Australia itu asimetris. Australia merasa kita terlalu cuek dengan dia. Sementara Australia apa pun tentang Indonesia dia urusin dan cari tahu. Bagi Indonesia, Australia itu seperti kerikil dalam sepatu, kalau belum tertusuk ya seperti tidak ada," ujarnya.

Evi pun menilai bahwa rasa saling percaya dan saling memahami masih harus ditingkatkan dalam hubungan Indonesia dan Australia, baik dalam hubungan antarpemerintah maupun antarmasyarakat kedua negara.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017