Jakarta (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memiliki hampir 42 juta follower Twitter, mengomentari tutup sementara akun media sosialnya sebagai ulah orang jahat karena tahu betapa luasnya jangkauan akun miliknya itu.

"Akun Twitter saya dimatikan selama 11 menit oleh seorang karyawan yang jahat," kata Trump dalam posting Twitter, Jumat waktu AS, seperti dikutip Reuters.

Trump menggunakan Twitter untuk menyerang lawan-lawannya dan mempromosikan kebijakan-kebijakannya baik selama kampanye Pemilihan Presiden 2016 maupun sejak menjabat presiden Januari silam.

Insiden mati sementaranya akun Trump itu menimbulkan pertanyaan seputar bagaimana Twitter menjaga keamanan akun resmi  @potus presidential dan akun-akun yang berdampak besar kepada dunia.

Perusahaan-perusahaan teknologi seperti Twitter memang diserang habis-habisan oleh legislatif AS karena gagal mencegah penyebaran propaganda dan misinformasi Rusia lewat platform mereka.

Secara khusus Twitter sejak lama dikritik karena tidak banyak berbuat dalam menjaga platform mereka dan menanggapi keluhan penistaan.

Kendati memicu kritik akibat berhenti sementaranya akun Trump, ternyata lebih banyak lagi orang yang senang akun sang presiden dimatikan, kendati sebentar.

Pada 2013, peretas membajak akun utama kantor berita Associated Press, lalu mengeluarkan cuitan bahwa ada ledakan di Gedung Putih yang membuat presiden saat itu, Barack Obama, terluka. Gara-gara kabar palsu ini indeks saham New York amblas seketika.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017