Jakarta (ANTARA News) - Korea Utara menepis dialog dengan sebaliknya mengancam meningkatkan arsenal nuklirnya yang merupakan peringatan teranyar negeri ini kepada pemerintahan Presiden Donald Trump yang sedang mengawali lawatan 12 harinya ke Asia.

Trump sedang menuju Asia dari Hawaii di tengah meningkatnya ketegangan akibat ancaman nuklir dan peluru kendali Korea Utara. Trump akan berada di Korea Selatan Selasa pekan depan, setelah terlebih dahulu mengunjungi Jepang.

Kantor berita Korea Utara KCNA menyatakan AS semestinya menyadari "pemikiran absurd" bahwa Korea Utara akan menyerah kepada sanksi internasional sehingga menghentikan program senjata nuklirnya. KCNA malah menyatakan saat ini program itu sudah memasuki fase akhir untuk menuntaskan deterensi nuklir.

"Lebih baik hentikan khayalan negosiasi denuklirasasi dengan kami," kata KCNA. "Berhenti melamunkan mimpi di siang bolong."

"Pedang berharga nuklir pertahanan diri kami akan selamanya dipertajam kecuali kebijakan bermusuhan AS kepada DPRK (Korea Utara) dihapus sama sekali," sambung KCNA.

Sementara itu Gedung Putih menyatakan Trump akan menyampaikan pidato di Majelis Nasional Korea Selatan dan mendesakkan "penanganan bersama dalam menghadapi ancaman bersama."



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017