Jakarta (ANTARA News) - Yu Aoi berkecimpung di dunia hiburan Jepang sejak belia, baik sebagai aktris, model maupun bintang iklan.

Semenjak debut di film karya Shunji Iwai "All About Lily Chou-Chou" (2001), Yu Aoi sudah membintangi sederet film, serial televisi sampai jadi pengisi suara animasi.

Ia kembali bekerja sama dengan Shunji Iwai dalam "Hana and Alice" (2004), yang ditayangkan di Festival Film Internasional Tokyo (TIFF) 2017. 

Lewat perannya sebagai Tetsuka Arisugawa alias Alice, Yu Aoi mendapatkan penghargaan sebagai Aktris Terbaik dari Japanese Professional Movie Award 2005.

Saat berbincang dengan ANTARA News di TIFF 2017,  Yu Aoi memperlihatkan pembawaan perempuan yang lembut dan feminin dengan tutur kata halus. Aktris 32 tahun itu bagaikan perwujudan Yamato Nadeshiko, metafora untuk perempuan ideal Jepang. 

Berikut perbincangan singkat ANTARA News dengan Yu Aoi seputar film, tempat yang ingin dia kunjungi di Indonesia hingga rambut panjang yang menjadi ciri khasnya selama belasan tahun berkarir. 


Kamu tahu Indonesia?

Tentu saja.  (Penerjemah mengartikan dalam bahasa Jepang, 'apakah kamu pernah ke Indonesia?) Eh, belum pernah.


Tahu Bali?

Itu tempat yang ingin sekali saya kunjungi!


Pernah nonton film Indonesia?

(Diam sejenak untuk berpikir) Hmm... sepertinya saya tidak familier, maaf.


Film "Hana and Alice" mengisahkan cinta segitiga antara Hana, Alice dan seorang senior mereka di SMA. Pada akhir film, penonton dibebaskan untuk berimajinasi tentang akhir cinta pertama dari tiga remaja itu.


"Hana and Alice" punya open ending, menurut Anda siapa yang akhirnya bersama dengan si senior? Hana atau Alice?

Menurut saya, tidak ada yang akhirnya bersama dengan senior itu (tertawa).


Kenapa?

Karena Hana dan Alice itu jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri. Tidak ada satu pun yang benar-benar mencintai Miyamoto senpai. Pada akhirnya, Hana dan Alice lebih menikmati waktu ketika mereka sedang bersama-sama, dan sepertinya mereka terus seperti itu.

Yu Aoi di karpet merah Festival Film Internasional Tokyo (TIFF) 2017


Anda berhadapan dengan para orang-orang yang sama di film "Tokyo Family", "What a Wonderful Family" dan "What a Wonderful Family 2" (ketiganya disutradarai oleh Yoji Yamada). Apakah bertemu dengan para pemain yang sama membuat proyek-proyek selanjutnya jadi lebih mudah? Atau rasanya jadi keluarga betulan?

Saya bahagia jadi bagian dari mereka. Rasanya seperti berkumpul dengan saudara-saudara. Para pemain dalam tiga film itu adalah aktor dan aktris senior. Saya merasa senang bisa berada dalam satu lingkaran pertemanan dengan mereka. Semuanya sangat serius saat berakting, jadi semuanya rajin saat sedang bekerja. 

Kami juga sering makan siang bersama, kami membuat batasan jelas kapan on dan off. Jadi rasanya saya sangat nyaman saat sedang bersama mereka. Ini membuat saya merasa bisa lebih bekerja keras di proyek lainnya.


Satu hal tentang Anda yang belum banyak diketahui orang!

(Berpikir) Saya tidak tahu apa yang orang tahu tentang saya...


Hal yang belum atau jarang Anda sebut di media? Misalnya koleksi apa di rumah, ternyata suka masak di rumah, hobi tertentu...?

Entah ini menarik atau tidak ya, tapi saya suka merajut.


Merajut? Cocok sekali dengan image Anda.

(Yu Aoi tertawa malu-malu).


Peran apa yang ingin dimainkan kelak?

Di antara peran orang kalem dan orang yang aktif, sepertinya akhir-akhir ini saya sering dapat peran orang yang "ramai". Dulu sih saya lebih banyak berperan jadi orang yang kalem, rasanya saya ingin coba lagi peran seperti itu.


Anda identik dengan rambut panjang, walau pernah dipotong pendek sampai sempat heboh diberitakan media Jepang. Tapi sekarang Anda memanjangkannya lagi, apakah memang gaya ini yang dijadikan ciri khas? Atau ada rencana mengubahnya lagi secara drastis?

Saat dulu potong rambut, saya ingin mengubahnya jadi benar-benar pendek. Tapi ternyata potongan rambut pendek malah membatasi lingkup peran yang bisa saya mainkan. Jadi, saya kembali memanjangkan rambut. Selain itu, rambut panjang juga membuat pilihan gaya menata rambut lebih banyak. Sebagai aktris, rasanya rambut panjang lebih baik.


Di drama "Camouflage", Anda menyanyikan lagu penutupnya. Tertarik ke dunia tarik suara? Mungkin membuat album?

Tidak, saya tidak akan mau (tertawa). Saya sebenarnya suka menyanyi, tapi saya bukan penyanyi yang bagus.


Tapi suaramu bagus kok di lagu itu.

Tidak, tidak, tidak.. saya sebenarnya mengerti nada, tapi entah kenapa saya tidak bisa berada di nada yang tepat ketika menyanyi. Memang sepertinya ada keajaiban yang terjadi.


Film atau karakter paling berkesan selama ini?

Banyak sekali peran yang sudah saya mainkan selama ini... (berpikir sambil menunduk). Ada satu kalimat yang pernah saya ucapkan saat jadi pengisi suara anime yang sangat berkesan untuk saya.

"Kalau kamu selalu membicarakan keburukan orang lain, hatimu akan menjadi kering."

Kalimat itu entah mengapa sangat menohok. Saya suka sekali dengan kalimat itu.


Terakhir, pesan untuk penggemarmu di Indonesia?

Halo semuanya di Indonesia! Perkenalkan, saya Aoi Yu. Saya aktris dari Jepang. Lewat Festival Film Internasional Tokyo, saya berharap kita setidaknya bisa terhubung lewat film. 

Saya juga ingin mengetahui dan menonton lebih banyak film dari penjuru dunia. Mulai sekarang, ayo kita sama-sama menikmati film. Meski kita berasal dari negara yang berbeda, akan sangat menyenangkan bila kita bisa sama-sama menikmati film yang sama di dunia. Sampai jumpa!


Usai wawancara, Yu Aoi balik bertanya soal film Indonesia, meminta rekomendasi tontonan. ANTARA News menuliskan sebuah judul film Indonesia di kertas catatan milik penerjemah. Setelah meminta stafnya memotret tulisan itu, sang aktris berkata sebelum pamit dan berlalu.

"Shirabete (Akan saya cari)."


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017