Jakarta (ANTARA News) - Masalah yang menimpa juara dunia tinju kelas terbang mini (47,7 kg) versi IBF, M Rahman, makin tidak jelas karena promotor Albert Reinhard Papilaya belum juga melunasi kewajibannya, meski sudah menandatangani MoU. Rachman dijadwalkan akan mempertahankan gelar juara paling lambat 16 Juni mendatang di Jakarta, dalam pertarungan wajib menghadapi penantangnya petinju asal Filipina, Florente Condes. "Dia sudah mempermainkan saya. Makanya saya bertekad akan menuntut Albert yang tidak bertanggungjawab," ujar M Rahman dalam telewicacara di Kantor BP2OPI Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Rabu. Menurut Rachman, ia sudah merasa cukup sabar dengan menunggu kepastian kapan pembayarannya sesuai dengan MoU yang disaksikan BP2OPI 19 April lalu. Menurut perjanjian, promotor akan membayar keseluruhan biaya total penyelenggaraan sebesar Rp 1,85 miliar secara kontan sebelum dilaksanakan pertandingan 16 Juni nanti. "Tapi hingga sekarang, jangankan masalah pembayaran. Jadi tidaknya pertandingan belum jelas. Padahal saya sudah latihan terus dan memerlukan biaya yang tak sedikit," kata Rahman. Apabila pertarungan gagal dilaksanakan, bisa jadi gelar Rahman yang selama ini disandangnya hampir lima tahun copot begitu saja, karena dianggap tidak melakukan tarung wajibnya. "Rasanya sudah tidak mungkin lagi bertanding tepat waktu yang sekaligus melanggar kontrak yang disepakati," katanya menambahkan. Rahman saat "teleconference" itu masih berada di Malang, Jawa Timur. Adalah manajernya Martines Des Santos yang datang ke PB2OPI meminta perlindungan perihal kembalinya Albert mengingkari janji. Martinez mengaku sudah berkali-kali menagih janji, baik lewat orang kepercayaannya, Dr Tommy atau secara pribadi. "Hari ini (Rabu), katanya dia (Albert) ke BP2OPI untuk menyerahkan uangnya. Tapi nyatanya ia tidak datang. Ini sudah batas waktu akhir. Untuk selanjutnya apabila dia membayar, saya minta ke PB2OPI saja karena masalah ini saya sudah serahkan ke sana," kata Martinez. Ditambahkannya Albert sudah tidak mempunyai alasan lagi, selain harus menepati janji. Sebelumnya, dia memang bisa berkelit dengan meminta lisensi yang dianggap bukan atas namanya. Namun, lanjut Martinez, pihaknya sudah memindahtangankan dari yang sebelumnya atas nama Ndondo Sugiarto, menjadikan atas nama Albert langsung. Tidak tepatnya janji Albert terhadap kesepakatan dalam tinju profesional membuat berang Haryo Yuniarto dari Bagian Hukum PB2OPI. Sebelumnya, ketika menyelenggarakan tinju Chris John, Albert juga membuat ulah karena membayar petinjunya dengan cek kosong. "Kita akan memberikan sanksi padanya. Kamis (14/6) kami akan melakukan rapat, membahas masalah sanksi yang cocok diberikan padanya," kata Haryo. (*)

Copyright © ANTARA 2007