Taipei (ANTARA News) - Taiwan berharap dapat menemukan cara alami untuk bertukar pandangan dengan Presiden China Xi Jinping di pertemuan pemimpin Asia-Pasifik di Vietnam pada minggu ini.

Hal itu disampaikan utusan Taiwan pada pertemuan tersebut pada Senin.

Hubungan Beijing dengan Taipei memburuk sejak Presiden Tsai Ingwen terpilih pada tahun lalu. China percaya bahwa ia menginginkan kemerdekaan resmi untuk Taiwan, peringatan keras bagi Beijing.

Sementara itu, Tsai mengatakan ingin mempertahankan perdamaian dengan China namun akan mempertahankan demokrasi dan keamanan Taiwan. China menganggap Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya.

China telah menangguhkan mekanisme dialog reguler dengan Taiwan, meningkatkan latihan militer di sekitar wilayah Taiwan dan meningkatkan tekanan diplomatik dengan menyedot sekutu diplomatik yang tersisa.

Saat berbicara kepada wartawan sebelum berangkat ke Vietnam, utusan Taiwan untuk APEC James Soong mengatakan bahwa Tsai telah menunjuknya dan mengatakan secara terbuka bahwa Taiwan bersedia untuk terlibat dengan China.

"Selain itu, kita juga perlu mengatakan bahwa kedua sisi Selat Taiwan harus melakukan dialog yang konstruktif," kata Soong.

"Presiden Tsai dengan jelas telah mengatakan kepada kita untuk menggunakan cara alami dengan Xi Jinping pada pertemuan APEC ini demi mendapat kesempatan untuk bertukar pandangan," katanya.

Soong, yang lahir di China dan mengepalai People First Party, bertemu Xi dua kali sebelumnya dan telah mengunjungi China.

Ia merujuk pada pertemuan masa lalunya dengan Xi dan juga ucapan baru Tsai baru-baru ini bahwa kedamaian dan ketulusan harus menandai hubungan kedua pihak.

"Saya akan memiliki kesempatan untuk mengekspresikan pandangan ini lagi negeri seberang," kata Soong.

China belum mengatakan jika Xi berencana bertemu Soong.

Ditanya minggu lalu tentang kemungkinan pertemuan Xi-Soong, Wakil Menteri Luar Negeri China Li Baodong hanya mengatakan bahwa China mengharapkan aktivitas Taiwan di APEC sesuai dengan peraturan kelompok dan tidak mempengaruhi KTT tersebut.

Meskipun kekurangan pengakuan diplomatik dari sebagian besar negara, APEC memungkinkan Taiwan berperan serta sebagai masyarakat ekonomi terpisah, bukan politik.

Pada 2013, Xi mengatakan kepada utusan Taiwan pada KTT APEC di Indonesia bahwa penyelesaian politik untuk Taiwan tidak dapat bertahan selamanya, demikian Reuters.

(R029/B002) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017