Denpasar (ANTARA News) - Di tengah menunggu kepastian mendatangkan pelatih dari Belanda, Henk Wullems, para pemain Persegi Bali FC kembali belum mendapatkan gaji untuk dua bulan sejak Mei 2007. Meski begitu, Manajer Persegi Bali FC, Made Sumer, ketika dihubungi ANTARA dari Denpasar, Kamis, berharap para pemainnya tetap bersemangat menjalani latihan menyongsong putaran II Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia XIII. "Meskipun belum bayaran, kami minta pemain tetap bersemangat dalam berlatih. Kalau nggak ada Persegi, siapa lagi yang mewakili Bali. Tolong tunjukkan semangat demi membawa nama daerah," ucapnya di sela memimpin suatu pertemuan di Kuta. Dana yang diperlukan untuk gaji pemain dan pelatih Persegi yang biasanya dibayarkan setiap tanggal 10, mencapai sekitar Rp400 juta untuk dua bulan. Manajemen Persegi, kata Sumer, belum memiliki dana karena belum mendapatkan realisasi anggaran dari Pemprop Bali yang mengalokasikan Rp3 miliar dalam APBD 2007. Bantuan Pemkab Bangli Rp500 juta yang direalisasikan akhir Mei lalu, dibayarkan untuk gaji 10 April dan berbagai kebutuhan lain, seperti membayar mes pemain dan katering tiga bulan. Sumer berharap para pemain yang sebagian besar putera daerah, memiliki jiwa juang tinggi, sehingga meski belum mendapat gaji, tetap bersemangat dalam berlatih menyongsong putaran II kompetisi Liga Indonesia yang mulai digulirkan 4 Agustus mendatang. Sementara pelatih asal Belanda, Henk Wullems, sudah mengkonfirmasi rencana kedatangannya ke Bali, Jumat (15/6) dan sejauh ini tidak ada pemberitahuan perubahan waktu. "Kalau nggak ada konfirmasi perubahan waktu, saya kira ia jadi datang Jumat. Itupun dengan biaya sendiri dan kalau tidak terjadi kesepakatan melatih Persegi, juga pulang dengan biaya sendiri," ujarnya. Henk yang ingin sekaligus menikmati hidup di Bali, jika jadi melatih Persegi diharapkan bisa memperbaiki disiplin para pemain yang sempat kendor selama kepemimpinan pelatih Sonny Kawiarda. "Pemain sempat kurang disiplin, seperti bolos berlatih, bahkan kemudian beberapa di antaranya, termasuk kapten tim, Komang Adnyana, hengkang ke tim lain," ujarnya. Selain kurang berwibawa di mata pemain, Sonny Kawiarda selama menjadi pelatih Persegi juga susah dihubungi, sehingga pihak manajemen sulit untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, tambah Sumer, manajemen Persegi memutuskan mencari pelatih lain yang diharapkan mampu memperbaiki disiplin pemain dalam upaya mencapai target mampu bertahan di Divisi Utama Liga Indonesia. (*)

Copyright © ANTARA 2007