Jakarta (ANTARA News) - Aktris Adinia Wirasti sejak dulu senang membaca, tapi meski saat ini buku bisa diakses secara digital ia tetap lebih menyukai versi hardcopy. 

Ketika produser atau sutradara akan mengirim skenario, dia memilih naskah yang berbentuk lembaran kertas, bukan file digital yang bisa dibaca lewat gawai.

"Saya maunya kertas, karena baca buku (hardcopy) beda sama baca di layar," kata Adinia dalam konferensi pers #SeribuCeritaPerpuSeru di Perpustakaan Nasional Jakarta, Senin.

Kecintaan sang aktris pada buku semakin mendalam sejak kuliah di Amerika Serikat di mana ia diharuskan untuk sering belajar di perpustakaan dan museum. 

Kebiasaannya membaca buku akhirnya terbawa ke Indonesia. Pernah ia membawa beberapa buku saat berlibur sampai teman-temannya terheran-heran karena informasi itu bisa diakses secara digital.

"Pas coba, saya baru menyadari ternyata teknologi membantu banget, walau pilihan personal tetap kertas," imbuh dia.

Adinia Wirasti adalah salah satu sahabat PerpuSeru,  program yang bertujuan mengubah perpustakaan di pelosok lebih menarik dan bisa jadi pusat pembelajaran masyarakat karena dilengkapi fasilitas teknologi informasi. Program PerpuSeru dikelola oleh Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) bermitra dengan Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF). 

Sebagai pesohor, ia ingin membagikan "virus" positif mengenai PerpuSeru kepada masyarakat luas lewat media sosial.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017