Jakarta (ANTARA News) - PT Surveyor Indonesia (Persero) siap membangun laboratorium terintegrasi untuk keperluan penelitian dan pengawasan produk hulu hingga hilir dengan total investasi sekitar Rp69,2 miliar, untuk memperkokoh posisi perusahaan di bidang jasa survei, inspeksi, sertifikasi dan konsultasi.

"Laboratorium terintegrasi dibangun di Sentul, Bogor agar mudah dalam hal pengiriman sampel laboratorium. Selain itu, Sentul juga memiliki potensi besar karena berada di sekitar Jakarta," kata Direktur Utama Surveyor Indonesia M. Arif Zainuddin, di Jakarta, Selasa.

Menurut Arif, laboratorium terintegrasi meliputi laboratorium minyak pelumas dengan investasi Rp53,7 miliar, laboratorium mesin velg dan ban senilai Rp3 miliar.

Selanjutnya laboratorium pengujian baja dan peralatan mesin senilai Rp1 miliar, laboratorium penelitian lingkungan senilai Rp3 miliar, dan laboratorium emas senilai Rp8,5 miliar.

Investasi tersebut digunakan untuk pembangunan fisik bangunan, penyediaan mesin dan peralatan laboratorium lengkap, termasuk semua akreditasinya.

Menempati lahan seluas 3.000 meter persegi, laboratorium terintegrasi tersebut mendukung program pemerintah yang menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada semua produk.

"Pembangunan gedung laboratorium sedang dalam tahap penyelesaian. Bersamaan dengan itu pengadaan mesin-mesin dan perangkat laboratorium dalam proses pengadaan," ujarnya.

Saat ini Surveyor Indonesia telah memiliki laboratorium yang fokus untuk mineral dan batu bara sebanyak 18 tempat yang tersebar di beberapa titik di Tanah Air.

Beberapa di antaranya seperti laboratorium batu bara dan mineral di Semarang, laboratorium lingkunan di Batam, Medan, laboratorium minyak sawit (cpo) di Dumai.

"Diharapkan semua laboratorium Surveyor Indonesia harus berstandar internasional yang mendapatkan ISO 17020," ucapnya, berharap.

Surveyor Indonesia pada tahun 2018 menargetkan pendapatan sekitar Rp1,21 triliun, meningkat 20 persen dibanding pendapatan tahun 2017 yang diproyeksikan sekitar Rp1,01 triliun.

Pertumbuhan pendapatan 2018 didorong meningkatnya nilai kontrak pada empat sektor andalan dan program efisiensi yang dilakukan perusahaan.

Saat yang bersamaan perseroan mampu mencetak laba sebelum pajak tahun 2018 sebesar Rp159 miliar, tumbuh 22 persen dibanding tahun 2017.

Selama tahun 2018, empat sektor andalan Surveyor Indonesia yaitu sektor penguatan institusi dan kelembagaan, migas dan sistem pembangkit, mineral dan batu bara, bisnis infrastruktur.

"Tahun 2018 diperkirakan terjadi lonjakan pendapatan, sejalan dengan tingginya kontrak yang sudah diperoleh perusahaan," tuturnya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017